TEMPO.CO, Jakarta - Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang masuk dalam kelompok paramyxovirus. Gondongan awalnya adalah penyakit anak yang sangat umum. Setelah vaksin gondongan tersedia pada 1967, jumlah kasus berkurang secara signifikan. Namun, wabah gondongan masih terjadi, terutama bagi orang-orang yang memiliki kontak dekat berkepanjangan.
Gondongan paling sering menyerang anak-anak berusia 2-12 tahun yang belum menerima vaksin gondongan, yaitu vaksin campak-gondongan-rubella. Namun, remaja dan orang dewasa juga memiliki kemungkinan dapat terkena gondongan, meskipun telah divaksinasi. Sebab, orang dewasa yang telah divaksin gondongan juga akan berkurang kekebalannya setelah beberapa tahun.
Baca juga:
Gondongan terjadi dimulai dengan gejala ringan. Namun, banyak orang tidak memiliki gejala dan tidak mengetahui terinfeksi gondongan. Selain itu, gejala gondongan juga tidak langsung muncul karena melalui masa inkubasi (waktu antara infeksi dan penyakit) sekitar 7-25 hari. Adapun gejala gondongan ringan yaitu:
- Demam,
- Sakit kepala,
- Nyeri otot,
- Kelelahan, dan
- Kehilangan nafsu makan.
Setelah gejala ringan, seseorang akan mengalami pembengkakan yang menyakitkan pada kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah di antara telinga dan rahang. Pembengkakan yang dikenal sebagai parotitis ini dapat terjadi pada satu atau kedua sisi wajah. Tanda gondongan klasik ini terlihat seperti “pipi tupai”. Sebab, gejala ini membuat pipi dan rahang membengkak.
Gondongan jarang mempengaruhi organ, seperti otak, pankreas, testis, atau ovarium. Biasanya, gondongan yang mempengaruhi organ hanya terjadi pada remaja dan orang dewasa. Namun, seseorang harus segera menghubungi penyedia layanan kesehatan jika mengalami salah satu gejala parah berikut:
- Demam tinggi,
- Leher kaku,
- Sakit kepala yang parah,
- Kebingungan,
- Sakit perut,
- Muntah, dan
- Kejan.
Jika mengetahui gejala tersebut, seseorang sebaiknya langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Sebab, gondongan dapat membahayakan orang sekitar karena menular. Gondongan dapat menular melalui kontak langsung dengan air liur atau tetesan pernapasan dari mulut, hidung, atau tenggorokan.
Seseorang dapat terkena gondongan dan menyebarkan virus melalui beberapa cara berikut:
- Batuk, bersin, atau berbicara;
- Berbagi barang yang mungkin memiliki air liur, seperti botol air atau cangkir; dan
- Berpartisipasi dalam aktivitas kontak dekat dengan orang lain, seperti bermain, olahraga, menari, atau berciuman.
Seseorang yang terinfeksi gondongan dapat menyebarkannya melalui beberapa cara berikut:
- Dimulai beberapa hari sebelum kelenjar ludah mulai membengkak.
- Hingga lima hari setelah pembengkakan dimulai, lalu seseorang dapat terinfeksi gondongan.
Pilihan Editor: Cegah Gondongan dengan Vaksinasi, Simak Penjelasan Dokter Anak