TEMPO.CO, Jakarta - Semua manusia membutuhkan waktu tidur yang cukup, terutama pada remaja atau anak-anak yang sedang tumbuh. Pakar kesehatan menyarankan agar anak-anak dengan rentang usia 14-17 tahun tidur lebih dari 8 jam per hari. Sedangkan anak-anak yang berusia 11-13 tahun tidur lebih dari 9 jam. Namun, sebagian besar anak-anak ada yang tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Sebuah studi terbaru menyebutkan kurangnya waktu tidur pada anak-anak atau remaja bisa membahayakan kesehatan mereka, terutama kesehatan jantung. Dalam sebuah penelitian terhadap 829 remaja, para peneliti dari Kaiser Permanente Northern California mengamati berapa lama mereka tidur setiap malam dan waktu yang dihabiskan untuk tidur antara pertama kali tertidur dan bangun untuk selamanya.
Mereka tidak bergantung pada apa yang dikatakan para remaja. Sebaliknya, mereka menggunakan perangkat yang dikenakan di pergelangan tangan untuk mengukur tidur dan aktivitas fisik. Mereka juga mengukur lemak tubuh, tekanan darah, lipid, dan resistensi insulin para remaja.
Hasil penelitian itu menunjukkan, remaja yang kurang tidur dan memiliki efisiensi tidur yang lebih rendah memberikan dampak yang tidak sehat untuk jantung, dengan lebih banyak lemak tubuh, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol HDL (baik) yang lebih rendah.
Bahkan setelah para peneliti menyesuaikan tingkat aktivitas fisik remaja, jumlah tayangan TV yang dilaporkan dan kualitas diet, kurang tidur masih dikaitkan dengan ukuran kesehatan jantung yang lebih buruk.
Baca juga:
Profesor Kedokteran di David Geffen School of Medicine, Karol Watson, mengatakan dampak metabolik akibat kurang tidur begitu besar. Tidak hanya itu, Karol juga menambahkan bahwa ritme sirkadian memberitahu tubuh untuk memproduksi hormon tertentu saat terjaga dan tertidur dalam balet yang indah dan terkoordinasi.
“Dengan kurang tidur, tubuh menjadi bingung dan masuk ke mode mempertahankan diri, yang berarti memproduksi lebih banyak zat yang dibutuhkan tubuh saat sedang stres. Misalnya, kadar gula darah meningkat, yang membuat tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena diabetes," ujar Watson.
WEBMD
Pilihan Editor: 7 Cara Mengatasi Rasa Mengantuk yang Tidak Tertahankan