Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Obesitas Mengancam Si Kecil  

image-gnews
essentialbaby.com.au
essentialbaby.com.au
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Amel, artis cilik dan pembawa acara "Cemal Cemil", yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi, tetap lincah dan menawan beraksi. Tubuh gempalnya tak membuat Amel lamban, tapi justru tetap kenes dan centil menyantap aneka menu yang tersaji dalam acara wisata makanan yang digemari serta selalu ditonton anak-anak seusianya.
"Biar makan banyak, aku tetap olahraga, kok, supaya tetap sehat dan tak gampang sakit," kata Amel, yang terkenal dengan slogan "Rasanya, beh..., bukan main" dalam acara tersebut.
Lain lagi dengan Wista, bocah seusia Amel yang juga bertubuh gempal. Bocah laki-laki berusia 9 tahun ini sehari-hari senang makan. Jadwal makannya dalam sehari 5-7 kali, melampaui jadwal pada umumnya. "Setiap Wista lapar, ia nangis, ujung-ujungnya pasti minta makan. Saya tidak tega, akhirnya selalu menuruti keinginannya," kata Dewi, ibunda Wista.
Tapi kini Dewi dilanda kesedihan setelah mendapat hasil pemeriksaan medis tentang Wista. Sebulan ini Wista bolak-balik masuk rumah sakit. Menurut dokter, ia mengalami obesitas kompleks yang mengakibatkan siswa kelas IV sekolah dasar ini terkena potensi diabetes dan darah tinggi.
Menurut Nidya Harahap, dokter anak dari Klinik Buah Hati di kawasan Kelapa Gading, obesitas yang dialami Amel dan Wista belakangan semakin marak. "Obesitas pada anak jumlahnya semakin tinggi. Orang tua mesti berhati-hati karena dampaknya mengerikan."
Kurangnya lahan atau area terbuka pada era masa kini, menurut Nidya, menjadi salah satu faktor anak tidak lagi memiliki ruang terbuka yang leluasa untuk berolahraga. Faktor kemajuan zaman membuat anak lebih hightech atau kemampuan teknologinya lebih tinggi dan lawtouch atau kemampuan sentuhan alias kepekaan empatinya lebih rendah.
Akibatnya, anak-anak lebih sering berkutat dengan teknologi atau "mendekam" sibuk dengan gadget-nya di dalam ruangan, entah di rumah atau warung Internet, dan tak lagi suka berolahraga atau bergerak bebas di alam terbuka.
"Sudah jarang dan malas bergerak atau malas berolahraga, lalu pola makannya serba enak. Akhirnya mengidap obesitas yang membahayakan kesehatan," Nidya memaparkan.
Menurut dia, obesitas pada anak sudah mencapai taraf epidemi yang juga dialami di banyak negeri. Nidya mengutip keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa di seluruh dunia terdapat kira-kira 22 juta anak-anak yang kelebihan berat badan.
Nidya juga merujuk pada sebuah survei di Spanyol, yang menyingkap bahwa satu dari setiap tiga anak kelebihan berat badan atau obese. Kemudian, hanya dalam waktu 10 tahun (1985-1995), obesitas pada anak naik tiga kali lipat di Australia.
Dalam tiga dasawarsa terakhir, yaitu pada era 2000-an, obesitas pada anak berusia 6-11 tahun meningkat lebih dari tiga kali di Amerika Serikat.
Obesitas pada anak juga dialami sejumlah negara berkembang. Berdasarkan hasil temuan Satuan Tugas Obesitas Internasional, di beberapa bagian Afrika ada lebih banyak anak yang mengalami obesitas ketimbang malnutrisi.
Misalnya, pada 2007, Meksiko menempati urutan kedua di dunia, setelah Amerika Serikat, untuk obesitas pada anak. Kabarnya, di Mexico City ada sekitar 70 persen anak dan remaja yang kelebihan berat badan.
Ahli bedah anak, Dr Francisco Gonzalez, memperingatkan bahwa generasi ini mungkin adalah "generasi pertama yang akan mati sebelum orang tua mereka akibat komplikasi obesitas".
Gonzales menjelaskan, komplikasi pada obesitas antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Ketiga komplikasi itu sebelumnya dianggap sebagai problem kesehatan yang umum yang dialami orang dewasa.
Menurut Institute of Medicine, AS, 30 persen anak laki-laki dan 40 persen anak perempuan yang lahir di Amerika Serikat pada 2000 memiliki risiko bahwa suatu waktu mereka akan didiagnosis mengidap diabetes tipe 2 yang berkaitan dengan obesitas.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat juga memaparkan tentang tren yang mencemaskan di kalangan anak-anak, yakni, seiring dengan meningkatnya obesitas, mengarah pada semakin tinggi tekanan darah tinggi.
"Bila tren yang meningkat pada tekanan darah tinggi ini tidak dihentikan, kita dapat menghadapi ledakan kasus penyakit kardiovaskuler baru di kalangan remaja dan orang dewasa," demikian peringatan Dr Rebecca Din-Dzietham, dari Morehouse School of Medicine di Atlanta, Georgia.
Nidya menambahkan, fakta-fakta internasional tersebut menjadi peringatan yang harus disikapi dengan serius. "Anak-anak adalah generasi masa depan. Seharusnya hal ini menjadi prioritas penting yang harus dipikirkan bersama," ujarnya. | HADRIANI P
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

12 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

13 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

13 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

14 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

14 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

14 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

18 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.