Pakar TB ini mengatakan biasanya penyakit TB kambuh apabila penderita kembali menjalani pola hidup tidak sehat. Seperti begadang, merokok, makan tidak bergizi dan sebagainya. Hal itu berpotensi melemahkan daya tahan tubuh dan mengundang kuman hidup lagi. Atau membangunkan kuman yang tidur di dalam tubuh.
TB ini bisa dicegah sejak dini dengan imunisasi BCG dan pola hidup sehat. Jika seseorang terkena TB, penyakit ini bisa sembuh dan diobati dengan rutin. Untuk menyembuhkan TB, pasien harus minum obat secara rutin selama enam bulan terus menerus. Selain itu penderita TB juga harus mendapat asupan makanan bergizi.
Jika pengobatan terhenti atau tak tuntas maka kuman tak akan mati. Untuk pengobatannya butuh waktu yang lebih lama. Pada penderita yang resisten obat, malah dia harus menjalani suntik dan minum obat dalam waktu dua tahun.
Dokter Arifin mengingatkan jika penyakit ini tak diobati maka 50 persen penderita akan meninggal dalam lima tahun. Dia mengatakan saat ini 95 persen TB menyerang paru-paru. Sisanya merupakan TB extra paru dan biasanya menyerang kelenjar di leher. "Karena itu harus diwaspadai juga adanya penyakit lainnya dari kelenjar ini," ujarnya.
Tetapi menurutnya yang paling penting bagi masyarakat awam mengetahui tanda-tanda TB sejak dini. Terutama jika dalam tiga minggu seseorang batuk tak sembuh, kondisi badan melemah.
Sementara pada anak gejala TB ditandai dengan demam (meski tidak tinggi, anoreksia, berat badan tak sesuai, gangguan gizi, lemah, lesu, lambat, lesu.
Baca Juga:
Menurut dokter Tjatur Kuat Sagoro SpA menyarankan pemeriksaan menunjang untuk memastikan diagnosa TB pada anak. Menurutnya TB pada anak tidak menular. "Yang bahaya itu dari dewasa ke anak," ujarnya.
Baik Arifin dan Tjatur menganjurkan untuk menghindari penularan penyakit, penderita harus mengenakan masker. Dengan demikian jika bersin atau batuk harus ditutup. Penderita juga dilarang membuang ludah atau dahak sembarangan. Karena kuman menyebar melalui udara. DIAN YULIASTUTI