TEMPO.CO, Makassar - Irwin Muhadi, 31 tahun, bersama Margo—anjing jenis pitbull miliknya—langsung berganti kendaraan dari mobil ke sepeda motor begitu tiba di lapangan futsal di Jalan Hertasning. Sepeda motor itu digunakan untuk melatih Margo berlari. Tak lama kemudian, Yusuf Alfarizi, 32 tahun, datang bersama dua anjing peliharaannya, Bule dan Ayoko. Kedua anjing itu pun langsung dilepas untuk latihan lari bersama Margo.
Irwin dan Yusuf menunggu anggota komunitas Rescue Dog Indonesia (RDI) Makassar lain untuk melatih anjing-anjing peliharaannya. Setelah semua anggota komunitas berkumpul, anjing-anjing mereka pun berlatih bersama. Latihan kekuatan dilakukan dengan cara menarik beban memakai alat peraga kereta bermuatan empat orang. “Setiap Minggu kami berkumpul untuk melatih anjing-anjing ini,” kata Yusuf, koordinator komunitas, Ahad lalu.
Komunitas pemilik anjing penyelamat ini terbentuk pada 1 Desember 2012. Saat ini jumlah anggotanya mencapai 15 orang dari berbagai latar belakang, seperti pelajar, karyawan swasta, dan pengusaha. Menurut Yusuf, anggota komunitas ini adalah para pencinta anjing di Makassar. “Tak dibatasi jenis anjingnya,” ucapnya. Intinya, komunitas ini dibentuk untuk melakukan kegiatan kemanusiaan. Karena itu, anjing-anjing peliharaan mereka latih untuk menjadi anjing penyelamat.
Anjing dikenal sebagai hewan setia yang bisa diandalkan menjaga majikannya. Jenis pitbull cukup populer lantaran dapat dilatih sebagai penjaga atau patroli. Sebab, penciumannya lebih hebat dibanding alat pendeteksi yang canggih.
Jika dilatih sejak dini, anjing dapat menjadi sahabat yang cerdas bagi manusia. Tak jarang kita mendengar kisah nyata tentang keberanian anjing menyelamatkan pemiliknya. Seperti kisah anjing yang menyelamatkan Ivan Saul, 4 tahun, ketika api membakar habis pondok kayu keluarganya di Meksiko. Si kecil terlelap di tempat tidur dan tak menyadari kebakaran tersebut. Lalu Rosco—anjing keluarga itu—menerjang api untuk masuk ke kamar tidur Ivan. Ivan berhasil selamat. Sedangkan Rosco sempat terjebak dan terluka bakar sekitar 30 persen.
Untuk melatih anjing menjadi anjing penyelamat, menurut Yusuf, ada beberapa tahapan latihan mulai dari latihan fisik hingga latihan dasar pencarian jejak. Anjing-anjing ini juga dibiasakan bersosialisasi agar bisa mengurangi sifat agresifnya. “Memang butuh waktu lama untuk melatihnya,” ujarnya.
Tak hanya butuh kesabaran, hobi yang satu ini juga membutuhkan biaya tak sedikit. Untuk memperoleh empat ekor anjing pitbull, Yusuf harus mengeluarkan Rp 35 juta. Nilai ini sudah termasuk biaya pengiriman anjing yang didatangkan dari Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Belum lagi makannya, karyawan salah satu stasiun televisi swasta di Makassar ini harus menyiapkan sekitar 18 kilogram makanan tiap dua pekan. Itu belum termasuk ceker ayam, yang sesekali diberikan pada peliharaannya.
Irwin juga harus merogoh Rp 10 juta dari koceknya untuk membeli Margo, yang saat itu baru berusia 2 bulan, termasuk ongkos kirim dari Jakarta. Ia juga sangat memperhatikan makanan Margo agar anjing itu tetap sehat. Anjing-anjing itu tak sekadar diberi makan, tapi juga multivitamin. “Setiap bulan juga saya menyiapkan 10 kilogram susu untuk mereka,” kata Irwin.
Dari lima anjing peliharaan Irwin, baru Margo yang diikutkan komunitas RDI. Alasannya, anjing inilah yang memiliki kemampuan dan stamina yang baik. Sebab, untuk menjadi anjing penyelamat, dibutuhkan fisik yang kuat. Selain itu, anjing mudah bergaul dan tidak terlalu agresif. “Disyaratkan karakter anjing yang bersahabat untuk bergabung di komunitas ini.”
IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI | IRMAWATI