TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian orang, seks oral dapat menjadi bagian dari variasi kala melakukan hubungan intim. Mungkin mereka kerap melakukan serta menyukainya. Tapi hasil riset Fox Chase Cancer Center, soal seks oral, sepertinya patut diperhatikan. Sebab menurut mereka, seks oral berisiko menimbulkan kanker paru-paru.
Selama ini, kebiasaan merokok dituding sebagai penyebab kanker paru-paru. Bahkan Asosiasi Paru-Paru Amerika melaporkan, 80-90 persen kasus kanker paru-paru terkait dengan asap rokok. Sedangkan 10-20 persen lagi masih menjadi misteri. Berdasarkan temuan Fox Chase Cancer Center, kebiasaan seks oral bisa mentransmisikan virus human papillomavirus (HPV).
"Virus ini dapat menyebabkan kanker paru-paru pada orang bukan perokok," kata penelitian itu, dalam pertemuan tahunan American Association for Cancer Research, Rabu, 10 April 2013.
HPV diketahui sebagai penyebab beragam kanker, seperti kanker serviks, tenggorokan, kepala, dan leher. Pada kanker serviks yang diderita perempuan, letaknya ada di mulut rahim. Untuk pencegahan yang efektif, kaum perempuan dapat melakukan vaksin HPV yang dilakukan sebelum melakukan hubungan seksual pertama. Mereka juga bisa mengikuti pengecekan berkala, seperti pap smear, untuk mengetahui keberadaan virus sebelum menyebabkan kanker pada stadium lanjutan.
Dalam risetnya, tim peneliti mempelajari sampel jaringan pasien kanker paru yang tidak punya riwayat merokok. Hasilnya, mereka menemukan hampir 6 persen kanker paru-paru disebabkan inveksi HPV. Selain itu, 11 persen sampel paru-paru juga mempunyai tanda infeksi dari dua strain HPV penyebab kanker. "Virus ini juga mempengaruhi kenaikan drastis pada jumlah pengidap kanker tenggorokan dan mulut yang dikaitkan dengan kebiasaan seks oral."
MEDICAL DAILY | AMIRULLAH
Topik terpopuler:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Terpopuler:
Ini Kenapa Gigi Lubang Bikin Ibu Hamil Keguguran
Gigi Berlubang, Ibu Hamil Bisa Keguguran
Jangan Remehkan Sakit Gigi
Sejuta Gaya Perempuan-Pemimpin Dunia
Pekan Mode di Mal Dinilai Hanya Marketing