Tahun ketiga ia menjadi perancang populer, Dian menggelar peragaan di Kuwait. Rancangan Dian sudah menjelajah hingga Dubai (Uni Emirat Arab), Kairo (Mesir), Amman (Yordania), London (Inggris), Perth (Australia), Hannover (Jerman), Paris (Prancis), Singapura, dan lainnya.
Ia memiliki belasan cabang butik yang tersebar di 13 kota di seluruh Indonesia dan Malaysia. Perusahaannya sudah memproduksi baju 2 ribu potong sebulan. “Tahun ini target 4 ribu per bulan,” katanya. (Baca: Dian Pelangi Kagumi Hijab Ascia Al Faraj)
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan, keikutsertaan Dian Pelangi dalam acara jamuan teh di London, Inggris, itu menjadi bagian mewujudkan tekad Indonesia menjadi trendsetter busana muslim dunia 2020.
”Indonesia harus memperkuat jaringan produsen, meningkatkan produksi fashion, terutama busana muslim dan rajin promosi tampil di acara fashion show internasional,” kata Sapta.
Menurut data Biro Pusat Statistik, pada 2012 kontribusi industri fashion menempati urutan kedua sebesar Rp 164 triliun atau mencapai 28 persen dari kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional. “Targetnya 191 triliun pada 2014,” kata Sapta. Dan pada 2020, Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat busana muslim dunia
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Anak Gemuk? Waspada Hipertensi!
Zat Kimia Ini Bisa Picu Hipertensi pada Anak
Dian Pelangi Sajikan 'Haute Arabia' ke London
Dian Pelangi Tampilkan Motif Songket Palembang