TEMPO.CO, Jakarta - Jutaan rakyat Australia, Selandia Baru, dan Indonesia, dipercaya mengkonsumsi setidaknya satu minuman ringan (bersoda). Dalam tujuh hari minimal satu orang menenggak minuman bersoda.
Meskipun pasar di tiga negara Asia-Pasifik ini jelas sangat berbeda, temuan terbaru peneliti Roy Morgan yang diambil dari wawancara dengan lebih dari 50 ribu responden mengungkapkan bahwa peminum minuman bersoda juga memiliki sifat yang sama kuat.
Roy Morgan menemukan bahwa cola adalah minuman ringan paling populer di ketiga negara tersebut. Coca-Cola adalah raja yang tak terbantahkan di pasar minuman ringan Australia dan Selandia Baru, sementara Big Cola menempati posisi puncak daftar minuman yang paling diminati di Indonesia.
Tidak kurang empat dari lima minuman ringan paling populer di Australia adalah minuman dengan rasa cola, dan tiga di antaranya adalah merek Coca-Cola. Coca Cola dikonsumsi oleh 19 persen orang Australia (14 tahun +) dalam rata-rata tujuh hari. Sedangkan Coca-Cola Zero (8 persen) dan Diet Coke (5 persen). Merek cola lainnya yang berada dalam lima besar adalah Pepsi Max (7 persen)
Di Selandia Baru, seperempat dari populasi negara ini minum Coca-Cola rata-rata tujuh hari, dua kali lebih besar dari mereka yang mengkonsumsi merek minuman populer seperti Sprite (12 persen) dan Coca-Cola Zero (10 persen). Namun merek minuman lokal Lemon & Paeroa (L & P) juga mampu bersaing dan berada dalam daftar yang paling dicari di negara tersebut.
Dan akhirnya, Big Cola adalah minuman ringan paling populer di Indonesia, dikonsumsi oleh 14 persen dari populasi (atau 21.480.000 orang). Mereka minum cola rata-rata setiap hari. Minuman terfavorit kedua di negara tropis ini adalah Fanta, yang diminum lebih dari 12 persen penduduk Indonesia. Sedangkan merek ketiga yang paling populer, Coca-Cola, dinikmati sebagian kecil—kurang dari 12 persen ( sekitar 20 juta orang Indonesia).
SCOOP.CO.NZ | MECHOS DE LAROCHA