TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan klinik kesehatan kelompok terbang (kloter) di sejumlah pemondokan untuk melakukan pertolongan pertama kepada calon haji Indonesia yang sakit.
"Untuk mengantisipasi jemaah yang sakit, kami menyiapkan klinik satelit kloter di pemondokan, terutama di hotel yang jemaahnya banyak," kata Kepala Seksi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1436 H/2015 M Thafsin Alfarizi di Mekah, Minggu, 30 Agustus 2015.
Klinik tersebut ada di beberapa gedung pusat pemondokan jemaah haji, yang berada di sektor 6, 7, dan 8.
"Jadi jemaah dari kloter berapa pun bisa berobat ke sana. Petugas kesehatan kloter siap membantu," ucap Thafsin.
Bila sakit yang diderita calon haji cukup berat dan tidak bisa ditangani klinik, ujar dia, petugas medis akan membawa pasien ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) yang sarananya lebih lengkap dibanding klinik. BPHI memiliki fasilitas kesehatan mulai ruang gawat darurat, perawatan intensif, ruang rawat inap dengan kapasitas 159 tempat tidur, ruang perawatan jiwa, dan tenaga medis yang berjumlah 91 orang.
Pada simulasi penanganan pasien rujukan dari klinik, Sabtu kemarin, BPHI terlihat menangani pasien stroke, terkena serangan jantung, dan yang kesehatan jiwanya terganggu.
"Kami memiliki dua psikiater di sini," tutur Tafsin. Untuk pasien yang memerlukan perawatan dan tindakan yang lebih besar, seperti operasi, pihaknya akan membawa pasien tersebut ke rumah sakit rujukan di Arab Saudi, seperti Rumah Sakit King Faisal dan Rumah Sakit King Abdul Aziz.
"Ada enam rumah sakit rujukan di Arab Saudi untuk jemaah yang sakit," ujarnya.
ANTARA