TEMPO.CO, Jakarta - Palang Merah Indonesia Kota Bengkulu kekurangan stok darah golongan AB karena tingginya permintaan kebutuhan darah untuk pasien, termasuk keluhan demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Markas PMI Kota Bengkulu Almasir di Bengkulu, Selasa, 23 Februari 2016, mengatakan, berbeda dengan darah AB, PMI masih memiliki persediaan golongan A, B, dan O.
"Kalau untuk darah AB, kami terpaksa meminta keluarga pasien yang mencari pendonor," katanya.
Pendonor golongan darah AB sedikit sekali, sementara transfusi darah, kata dia, tidak hanya dibutuhkan oleh pasien DBD.
"Berbeda dengan golongan darah lain, kita menyimpan data pendonor, yang banyak A, B, dan O," tuturnya.
Terkait dengan kantong darah yang dipergunakan untuk transfusi, menurut Almasir, keluarga pasien tidak perlu cemas. Sebab, stok kantong darah selalu tersedia di PMI.
"Yang sulit itu pendonor. Kalau kantong darah aman," ucapnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Bengkulu mengatakan masyarakat yang terkena DBD, selama Februari 2016, terbilang tinggi. Sekitar 169 warga positif menderita DBD dan dirawat di rumah sakit yang ada di Kota Bengkulu.
"Kita imbau masyarakat agar sadar penularan DBD, yakni melalui nyamuk," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Herwan Antoni.
Karenanya, masyarakat diminta membersihkan lingkungan dengan tidak membiarkan barang yang bisa menampung air bertebaran di sekitar rumah.
"Wadah menampung air menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Lakukan tiga M, mengubur, membersihkan, dan menguras," ujarnya.
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu juga menyediakan bubuk abate secara gratis bagi masyarakat untuk mencegah berkembangnya jentik nyamuk.
ANTARA