“Ibarat bayi, lima tahun itu dia udah bisa jalan. Begitu juga dengan JKT48, tiga tahun belum menunjukkan apapun. jadinya aku pakai lima tahun. Setelah itu aku mulai ngumpulin foto-foto, menyusun lagi momen-momen yang bisa dimasukin dalam buku.”
Setelah idenya muncul, Dhimas mengerjakan buku ini kala senggang. “Buku ini digarap selesai deadline koran selesai, dari jam 12 malam sampai seringnya jam 3 pagi. Pembuatan buku ini nggak boleh mengganggu liputan,” kata dia.
Setelah bukunya hampir rampung pada akhir Oktober 2016, Dhimas menyampaikan rencananya pada manajemen JKT48.(baca : Ini Tujuh Orang Bijak yang Raih Jutaan Rupiah dari Media Sosial)
Niat itu disambut antusias oleh manajemen yang kemudian memberi kemudahan agar bisa menggali lebih dalam soal JKT48. Ia diberi akses mewawancarai para kapten JKT48 untuk melengkapi buku tersebut.
Melody Nurramdhani Laksani, GM Teater JKT48 yang juga Kapten Tim T, memberikan catatan di beberapa peristiwa berupa tulisan tangan.
“Saat konser ultah di Bandung, aku menyerahkan dummy buku yang sudah 90 persen ke Melody untuk dibaca. Setelah itu, dia mulai memberikan tulisan tangan asli, di momen-momen yang sudah kita tentukan,” ungkap Dhimas.
Dhimas berharap buku ini tak hanya bisa dinikmati penggemar JKT48 di Indonesia, tetapi di berbagai negara. “Saat ini, baru ada penggemar dari Brunei Darussalam yang sudah menyatakan minat dan ingin bukunya dikirim ke sana,” imbuh dia. (Baca :Risiko Kanker Payudara Dipengaruhi Diet Saat Remaja)
Laptime JKT48: Lima Tahun Penuh Cerita berisi 200 halaman penuh kenangan, tidak kurang dari 100 momen penting, dan didukung lebih dari 400 foto.
ANTARA