TEMPO.CO, Jakarta -Sering bangun tengah malam hanya untuk ke toilet? Mungkin asupan garam Anda terlalu banyak. Penelitian terbaru, menyebutkan bahwa mengurangi asupan garam dapat mengurangi frekuensi pergi ke toilet.
Asal tahu saja, bahwa bangun untuk buang air kecil pada malam hari atau nokturia mempengaruhi kebanyakan orang di atas usia 60. Meskipun ini masalah sederhana, namun kurang tidur, dapat menyebabkan masalah lain seperti stres, marah atau kelelahan. (Baca :Apa Beda Korban dan Pengguna, Ini Kata BNN Soal Ridho Rhoma )
Hal ini berdampak negatif kepada kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, mengurangi jumlah garam dalam diet bisa mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam dan bahkan siang hari, simpul studi yang dipresentasikan dalam kongres European Society of Urology di London.
"Buang air kecill pada malam hari adalah masalah bagi banyak orang, terutama mereka yang berusia lanjut. Studi ini memungkinkan modifikasi diet sederhana secara signifikan guna meningkatkan kualitas hidup bagi banyak orang, " kata pemimpin tim peneliti, Matsuo Tomohiro dari Universitas Nagasaki di Jepang.
Dalam studi itu, para ahli meneliti 321 pria dan wanita yang asupan garamnya tinggi dan memiliki masalah tidur. Peneliti lalu membimbing mereka mengurangi konsumsi garam selama 12 minggu.
Hasilnya, 223 orang mampu mengurangi asupan garam dari semula 10,7 gram menjadi 8,0 gram per hari. Frekuensi buang air kecil pada malam hari juga menurun dari 2,3 kali per malam menjadi 1,4 kali.(baca :Ridho Rhoma Suka Air Kelapa, Bisakah Mengusir Sabu di Tubuhnya?)
Kemudian, mereka yang asupan garamnya 11 gram per hari, frekuensi buang air kecil malam hari meningkat dari yang semula 2,3 kali menjadi 2,7 kali per malam, demikian Indian Express.
ANTARA