TEMPO.CO, Serang - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang Toyalis mengatakan hasil survei yang dilakukan dinasnya menyebut sebanyak 30 persen perokok aktif di Kota Serang, Provinsi Banten, berasal dari kalangan pelajar. Jumlah tersebut sangat mengkhawatirkan karena pelajar masuk kategori perokok aktif.
Survei itu dilakukan pada Februari 2015 dengan mengambil sampel penelitian secara acak (random) kepada 1.600 orang, yaitu 800 dari sekolah dan 800 kepala keluarga (KK) miskin.
Toyalis mengatakan survei itu juga menunjukkan hal yang mengejutkan, misalkan betapa masyarakat masih mementingkan rokok dibandingkan dengan pendidikan dan kesehatan. "Dari survei tersebut disimpulkan responden masih menganggap kebutuhan akan rokok masih menjadi kebutuhan nomor dua. Di lain pihak, kebutuhan akan kesehatan dan pendidikan ada di nomor enam dan tujuh. Ini memprihatinan," kata Toyalis pada Jumat, 26 Juni 2015.
Wakil Wali Kota Serang Sulhi mengatakan salah satu upaya pemerintah dalam menekan jumlah perokok aktif adalah menyiapkan rancangan peraturan daerah tentang kawasan bebas rokok. Menurut Sulhi, peraturan yang sedang dibahas oleh DPRD Kota Serang itu menjadi salah satu solusi dalam menekan angka perokok aktif di kota ini.
"Kami harap nantinya akan dapat menekan jumlah perokok aktif dan melindungi para perokok pasif," ujar Sulhi.
Ia berharap Kota Serang nanti menjadi kota bebas rokok. Karena itu, Sulhi mengaku sedang gencar melakukan sosialisasi rancangan peraturan ini sampai tingkat rukun tangga (RT). "Semua tempat umum harus disterilkan dari perokok agar masyarakat terlindung dari penyakit akibat rokok," ujarnya.
WASI'UL ULUM