Operasi Tumor Otak Lewat Alis Mata, Lebih Praktis dan Murah

Reporter

Mitra Tarigan

Editor

Susandijani

Sabtu, 14 Oktober 2017 14:26 WIB

Ilustrasi alis. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi kedokteran semakin canggih. Dokter spesialis bedah saraf dari Comprehensive Brain and Spine Centre (CBSC) Indonesia, Agus C. Anab mengatakan saat ini ada metode operasi pengangkatan tumor otak melalui alis mata.

Operasi jenis ini berbeda dengan operasi tumor otak konvensional yang biasanya mengharuskan dokter mengoperasi dengan membuka tempurung kepala. Kemudian baru mengangkat tumor yang ada di bagian dalam otak. “Sekarang (pengangkatan tumor) bisa lewat alis mata dengan teknik keyhole surgery supra orbital approach atau operasi dengan lubang sebesar 1-2 cm pada alis mata," kata Agus, alias Aca di Jakarta Jumat 13 Oktober 2017.

Baca juga:
Teror Pengabdi Setan di Dua Dunia, Sosok Ibu Bergeser Makna
Hati-hati Operasi Plastik pada Pria, Efeknya Gangguan Ereksi

Operasi ini bisa dilakukan bila tumor berada di bagian belakang mata, atau bagian dasar otak. Untuk mencapai tumor yang ada di dasar otak, setelah membuat lubang kecil di sekitar alis, tim medis harus mengempiskan otak terlebih dahulu dengan mengeluarkan cairannya. Setelah itu, otak disibak melalui gerakan sangat halus dan tumor akan terlihat.

Teknik ini membutuhkan mikroskop khusus dan kamera endoskopi untuk melihat jelas sampai titik terdalam. Selanjutnya, gumpalan tumor diangkat sedikit demi sedikit tanpa menyentuh bagian lain. “Metode ini sudah dikembangkan di Eropa, di Indonesia baru ada sekitar sejak 2014,” kata Aca. Ia mengatakan operasi di Eropa sudah cukup banyak yang mengedepankan estetika. Sehingga para dokter berusaha agar trauma atau luka pasca operasi berefek seminimal mungkin agar bisa tetap baik secara estetika.

Selain hanya akan mengakibatkan goresan atau trauma yang kecil, jalannya operasi pun akan cepat. Luka sayatan yang kecil pun dapat menurunkan resiko infeksi pasca operasi. Aca juga menjelaskan teknik ini mengurangi risiko bagian otak yang normal tertekan atau tergores saat operasi. “Sedikit saja otak kita yang normal itu tertekan atau tergeser, bisa berakibat fatal karena otak tempat banyak syaraf tubuh,” katanya.

Baca:Alami Marah Berlebih? Mungkin Gangguan Eksplosif Intermiten

Aca mengatakan tumor yang berada di belakang mata itu bila semakin besar akan menekan saraf mata dan bisa mengakibatkan kebutaan. Tak heran, pasien akan mengalami gejala pandangan buram dan ganjelan pada mata bila ada tumor di belakang matanya itu.

Soal harga, Aca mengakui teknik ini belum bisa dibayar menggunakan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Selama ini para pasiennya lebih banyak menggunakan asuransi pribadi. Tanpa menyebut angka pasti, menurut dia biaya operasi dengan metode ini lebih murah ketimbang operasi tumor otak pada umumnya.

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

22 jam lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

5 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

14 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

21 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

22 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

22 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

23 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

23 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya