Mau Terbebas dari Tumor Otak? Intip Pengalaman Wanita Ini

Reporter

Mitra Tarigan

Editor

Susandijani

Sabtu, 14 Oktober 2017 21:35 WIB

Ilustrasi Kanker (Pexel.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Amelia Genial terlihat santai menceritakan pengalamannya melakukan operasi tumor otak melalui alis mata. Maklum, wanita 50 tahun ini masih merasa bersyukur setelah lolos dari kebutaan akibat tumor otak yang tumbuh di dasar otaknya.

Amelia mengatakan ia sudah merasakan gejala sakit tumor otak sejak tahun 2011 atau 2012. Ia mengalami pusing dan pandangan matanya pun semakin buram. “Pandangan mata kiri tidak enak, seperti ada yang mengganjal di kelopak mata,” katanya di Jakarta pada Jumat 13 Oktober 2017.

Saat melihat, ia merasakan pandangannya tertutup bayang-bayang melintang dari sisi kiri ke kanan. “Di mata tidak terasa sakit, tapi merasa tidak nyaman saja,” katanya.

Ia awalnya menganggap bahwa hal ini bukan ancaman serius. Namun keluarga Amelia memaksa wanita asal Sampit, Palangkaraya, Kalimantan Tengah ini untuk segera berobat. Karena keluhan itu semakin parah, maka ia segera mencari dokter mata untuk melihat masalah di matanya. Dokter di Surabaya mengatakan tidak menemukan penyebab gejala yang dialaminya, padahal keluhan pada matanya sudah semakin parah dan sangat menganggu. “Saya sampai pergi ke beberapa dokter mata, sampai akhirnya beberapa dokter mata menyarankan saya untuk foto MRI otak,” katanya menyebut Magnetic Resonance Imaging (MRI). Baca: Obesitas juga Bisa Sebabkan Kanker, Cek Penelitiannya

Dari hasil MRI, diketahui bahwa di pangkal saraf mata yang ada di dasar tengkorak tumbuh tumor yang cukup besar. “Tumor itu yang diduga menjadi pemicu sakit mata. Benjolan tumor itu menekan saraf mata saya,” katanya menjelaskan analisa dokter.

Ia mencari banyak informasi sebelum akhirnya mengetahui metode operasi pengangkatan tumor otak melalui alis mata. Panjang lebar dokter bedah saraf yang menanganinya, Agus C Anab, menjelaskan bahwa metode ini hanya akan mengakibatkan luka kecil di alis karena di area itu akan disayat. “Setelah yakin dengan penjelasan itu, operasi yang berjalan selama sekitar enam jam dilakukan pada 2016,” kata Amelia yang sempat disarankan operasi di luar negeri oleh teman-temannya.

Setahun setelah operasi, Amelia mengatakan tidak ada keluhan yang dialaminya. Ia bisa melakukan berbagai hal layaknya orang normal. Bekas sayatan operasi di kawasan alis mata itu pun bisa disamarkannya dengan sempurna menggunakan eye shadow berwarna gelap.

Agus C Anab alias Aca, mengatakan tumor otak yang diderita Amelia termasuk tumor otak jinak, sehingga tidak terlalu berbahaya. Ia mengatakan untuk mengangkat tumor sebesar empat sentimeter itu, ia menggunakan teknik lubang kunci (Key Hole Surgery) dari lubang atau sayatan kecil pada alis mata ia mengangkat tumor itu. Teknik ini dilakukannya karena tumor yang dialami Amelia berada di dasar tengkorak yang paling dalam dan dekat dengan mata, bukan di dinding tengkorak. “Teknik ini cukup dengan membuat lubang 1-2 sentimeter tepat di alis mata,” katanya. Baca juga: Tips Mencegah Tumor Otak

Operasi ini, kata Aca, tidak bisa dilakukan dengan mata telanjang, tapi menggunakan mikroskop khusus. Untuk mencapai tumor yang ada di balik otak, maka otak terlebih dahulu harus dikempiskan dengan cara mengeluarkan cairannya. Baru kemudian otak disibakkan dengan gerakan sangat halus, agar tumor tampak. “Begitu disibakkan, baru terlihat tumornya ternyata cukup besar. Saat itu terlihat menempel di saraf kiri dan sudah menjalar ke mata kanan,” kata Aca.

Aca pun mengambil sedikit demi sedikit tumor yang ada di otak Amelia. Aca mengatakan teknik ini memiliki lebih banyak keuntungan dibandingkan dengan operasi tumor secara konvensional yang harus membuka lebar tengkorak. Teknik ini hanya akan menyebabkan sayatanyang kecil, dibanding teknik konvensional yang mungkin akan berefek pada sekeliling kepala. Dengan sayatan kecil itu, risiko infeksi pun kecil, pendarahan juga minimal. “Secara estetika, bekas sayatan tersamar dengan alis mata,” katanya.

Keuntungan yang paling utama adalah operasi tidak menyentuh atau merusak bagian otak lain. Aca mengatakan tiga hari pasca operasi, Amelia sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Dia mengatakan otak berbeda dengan organ tubuh lain. Sebagai pusat kehidupan, operasi otak perlu kehati-hatian yang tinggi. Jangan sampai tindakan operasi akibatkan saraf tersenggol, apalagi rusak karena menyentuk saraf lainyang normal. Senggolan saraf lain bisa berdampak besar pada bagian tubuh lainnya. Baca: Beda Tumor Ganas dan Jinak, Begini Mendeteksinya

Sebelum operasi, Amelia sempat melakukan sulam alis. Setelah melakukan operasi tumor otak yang mengakibatkan sayatan kecil pada bagian alis, ia ragu hendak melakukan sulam alis lagi. Menurut dia sangat berbahaya melakukan sulam alis yang juga tekniknya menusukkan jarum di alisnya. “Padahal boleh disulam lagi kok alisnya, pasca operasi. Tidak apa-apa itu,” kata Aca menenangkan.

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

3 hari lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

4 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

5 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

6 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

7 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

14 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

14 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya