Terapi Online Bantu Pemulihan Pasca Kanker Prostat? Ini Risetnya

Reporter

Tempo.co

Editor

Susandijani

Rabu, 2 Mei 2018 16:55 WIB

Ilustrasi pria ditempat kerja. plantronics.com

TEMPO.CO, Surrey – Program dukungan baru berbasis situs akan membantu mengurangi tekanan psikologis pada pria yang baru pulih dari kanker prostat. Kesulitan setelah kanker prostat adalah beban besar bagi pria yang didiagnosis penyakit tersebut. Gejala fisik dan emosional serta perawatan kesehatan akan meningkat, namun pria enggan menerima dukungan.

Program baru yang dikembangkan oleh peneliti di University of Surrey dan dokter National Health Service (NHS) Inggris, menawarkan sesi Terapi Perilaku Kognitif (CBT) online yang unik. Konten terapi online ini menggabungkan film serta dukungan interaktif dari orang-orang yang selamat dari kanker prostat. Kanker prostat adalah kanker yang paling umum di Inggris dengan lebih dari 47.000 kasus didiagnosis setiap tahun.

Baca juga:
Facebook Berpengaruh Positif pada Para Lansia, Ini Penelitiannya
Franda Samuel Zylgwyn Melahirkan, Intip Tips Jadi Orang Tua Baru
Video Viral Anak Mandi Oli, Waspada Infeksi Mata Mengintai

Efek samping dari pengobatan seperti masalah kandung kemih, masalah seksual, usus, dan masalah tubuh lain dapat menimbulkan efek negatif pada kesejahteraan psikologis pria. Pria dengan kanker prostat melaporkan kebutuhan psikologis yang tidak terpenuhi hingga mengalami kegelisahan dan depresi. Pria dengan kanker prostat juga memiliki risiko bunuh diri lebih tinggi daripada rekan pria mereka yang sehat. Hal ini menunjukkan kurangnya penyediaan untuk kesejahteraan psikologis dalam kelompok ini.

Studi yang diterbitkan pada 30 April 2018 oleh Journal of Medical Internet Research Cancer ini, melaporkan bahwa pria yang menggunakan sistem baru ini dapat membantu mereka mengatasi masalah psikologi setelah kanker prostat. Pria merasa diberdayakan oleh program tersebut dengan perubahan sikap dalam menjalani kehidupan pasca kanker.

Penulis utama studi terbaru ini, Jane Cockle-Hearne, peneliti di University of Surrey mengatakan, “Pria secara tradisional enggan mencari bantuan untuk kesehatan mental mereka, terutama ketika berhubungan dengan kanker prostat. Hal ini mungkin karena malu meminta bantuan atau keengganan untuk mengakui bahwa mereka memiliki masalah, baik fisik maupun emosional. Apa yang kami temukan adalah lamanya periode depresi dan kecemasan dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan seberapa baik mereka mengatasi masalah fisik.”

"Berkat kemajuan medis dalam diagnosis dan pengobatan, semakin banyak pria yang selamat dari kanker prostat, dan disambut baik. Tapi kita harus bertindak dari sekarang untuk mengobati kesehatan mental mereka juga. Program baru ini akan memungkinkan pria untuk mendapatkan informasi dan dukungan yang mereka butuhkan. Serta menyediakan NHS dengan efektif secara biaya, untuk memberikan perawatan kesehatan berkualitas tinggi," tambah Cockle-Hearne.

Dalam penelitian tersebut, program berbasis situs ini dapat diterima dan dinilai inovatif dalam praktik klinis. Pasien pria memiliki potensi untuk menerima dampak positif terhadap informasi pengalaman dan bahaya setelah perawatan kanker prostat. Dengan penemuan ini, diharapkan adanya dukungan untuk penelitian yang lebih jauh dalam menentukan efektivitas klinis dan biaya.

EUREKALERT | JMIR CANCER | ANGGIANDINI PARAMITA MANDARU

Berita terkait

Asal-usul Museum Sanxingdui Cina

4 hari lalu

Asal-usul Museum Sanxingdui Cina

Museum Sanxingdui salah satu situs arkeologi penting di Cina

Baca Selengkapnya

Penelitian Mamalia Ternyata Bisa Bernapas Melalui Dubur Raih Hadiah Ig Nobel 2024

5 hari lalu

Penelitian Mamalia Ternyata Bisa Bernapas Melalui Dubur Raih Hadiah Ig Nobel 2024

Penelitian ilmuwan Jepang Takanori Takebe meraih Hadiah Ig Nobel 2024 bidang fisiologi atas penemuan mamalia ternyata bisa bernapas melalui dubur.

Baca Selengkapnya

Ahli Ungkap Beberapa Pemicu Sakit Kepala Saat Suhu Panas

20 hari lalu

Ahli Ungkap Beberapa Pemicu Sakit Kepala Saat Suhu Panas

Ada perubahan lingkungan dan gaya hidup lain yang terjadi selama musim panas yang juga menyebabkan berbagai jenis sakit kepala.

Baca Selengkapnya

7 Aktivitas yang Membuat Orang Bahagia

21 hari lalu

7 Aktivitas yang Membuat Orang Bahagia

Bahagia bisa hadir melalui aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Penelitian BRIN Ungkap Potensi Logam Tanah Jarang di Kepulauan Bangka Belitung

28 hari lalu

Penelitian BRIN Ungkap Potensi Logam Tanah Jarang di Kepulauan Bangka Belitung

Logam tanah jarang merupakan kelompok 17 elemen yang sangat penting dalam teknologi modern.

Baca Selengkapnya

Studi: Penuaan Manusia Meningkat Drastis pada Usia 44 dan 60 Tahun

31 hari lalu

Studi: Penuaan Manusia Meningkat Drastis pada Usia 44 dan 60 Tahun

Studi penuaan ini berfokus pada pelacakan usia biologis, yang merujuk pada perubahan yang terjadi dalam tubuh sepanjang hidup.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Kerja Sama Pengadaan Kendaraan Listrik

42 hari lalu

Australia dan Indonesia Kerja Sama Pengadaan Kendaraan Listrik

Pejabat dari Indonesia dan Australia menggelar rapat pertama di Canberra untuk membahas mekanisme kolaborasi Kendaraan Listrik

Baca Selengkapnya

Dosen UPNVJ Bantah Pemalsuan Informasi pada Jurnal, Hanya Maladministrasi

56 hari lalu

Dosen UPNVJ Bantah Pemalsuan Informasi pada Jurnal, Hanya Maladministrasi

Komisi Etik Penelitian UPNVJ memberikan sanksi pada salah satu jurnal Internasional. Enam staf pengajar termasuk rektor dinilai melanggar etik berat.

Baca Selengkapnya

Dapat Sanksi Etik, Dosen UPNVJ Beberkan Alasan Pemalsuan Informasi Jurnal

57 hari lalu

Dapat Sanksi Etik, Dosen UPNVJ Beberkan Alasan Pemalsuan Informasi Jurnal

Komisi Etik Penelitian UPNVJ memberikan sanksi ethical clearence pada enam staf pengajar, termasuk Rektor UPN VJ Anter Venus.

Baca Selengkapnya

Pakar Sarankan Pakai Baju Merah ke Bandara, Kenapa?

10 Juli 2024

Pakar Sarankan Pakai Baju Merah ke Bandara, Kenapa?

Staf maskapai penerbangan di bandara mungkin secara tidak sadar menganggap penumpang berbaju merah lebih penting atau berstatus lebih tinggi.

Baca Selengkapnya