Jahatnya Sel Kanker, Suka Merampas Gizi dan Kekebalan Tubuh

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Mila Novita

Senin, 18 Maret 2019 09:05 WIB

Ilustrasi sel kanker. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sel kanker ibarat penjahat di tubuh manusia. Selain dikenal sebagai preman yang gemar memalak asupan gizi, sel kanker dikenal licik. Ia bisa berpura-pura tidur saat dikemoterapi. Selain itu, sel kanker bisa menyogok sel-sel pertahanan tubuh kita.

Baca: Ucapan SBY Ini Bangkitkan Semangat Ani Yudhoyono Lawan Kanker

Seperti diketahui, tubuh kita memproduksi sel T atau limfosit T, yakni kelompok sel darah putih yang memainkan peran utama pada kekebalan tubuh termasuk kekebalan melawan sel kanker. Sel T ini memproduksi sitokin.

Spesialis paru-paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta, dr. Sita Laksmi Andarini, Sp.P(K), menjelaskan, sitokin seumpama bala tentara yang diproduksi tubuh untuk membunuh sel tumor dan tumor ganas.

"Sel kanker pintar, ia bisa menyogok sitokin dengan negative signal agar melunak. Ini namanya CTLA 4. Usai menyogok hingga melunak, sel-sel kanker membelenggu sel pertahanan tubuh. Di kanker, fenomena CTLA 4 harus dihentikan," ujar Sita di Jakarta, belum lama ini.

Ibaratnya, sel kanker adalah maling yang sukses menyogok. Akibatnya, ia tidak bisa diapa-apakan dan dapat bergerak bebas. Agar tidak semakin berkuasa, sel kanker harus diblok dengan anti-PD1 dan anti PD-L1 menggunakan sel dendritik yang diambil dari darah, diisolasi, dimodifikasi, lalu dimasukkan ke tubuh. Atau menggunakan sel T yang diambil dari darah pasien, diberi amunisi lalu dimasukkan lagi ke dalam tubuh.

Itulah yang disebut dengan imunoterapi menggunakan bahan biologi dari tubuh kita sendiri. "Di Indonesia, imunoterapi disetujui untuk stadium lanjut (di atas stadium 3A). Sedangkan di negara maju, ada imunoterapi untuk stadium 3A setelah menjalani kemoterapi dan penyinaran," kata Sita.

Baca: Pentingnya Meditasi untuk Titiek Puspa Dalam Melawan Kanker

AURA

Berita terkait

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

1 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

2 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

8 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

9 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

9 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

12 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

14 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

15 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya