Pentingnya Literasi Finansial untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker

Reporter

Antara

Selasa, 22 Februari 2022 21:05 WIB

Ilustrasi kanker (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut data GLOBOCAN 2020, di Indonesia terdapat 396.914 kejadian baru kanker dengan angka kematian sebesar 234.511. Sebanyak 80 persen pasien kanker datang sudah pada stadium lanjut sehingga kesintasan menjadi lebih rendah. Selain disebabkan oleh kesenjangan informasi dan kesadaran akan deteksi dini kanker, hal ini juga karena rendahnya literasi finansial untuk kesehatan sehingga menjadi hambatan terhadap perawatan kanker untuk mendapatkan akses yang optimal.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, mengatakan masyarakat perlu mendapat pengetahuan tentang literasi finansial terkait kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

"Masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan tentang literasi finansial untuk kesehatan sebagai bekal penting jika terkena penyakit kritis seperti kanker sehingga akses terhadap perawatan menjadi lebih mudah," ujar Aru.

Ia menjelaskan saat ini terdapat batasan-batasan jaminan sosial untuk layanan perawatan kanker, tidak semua perawatan ataupun obat-obatan dijamin. Masyarakat pun mulai menyadari kondisi tersebut sehingga minat terhadap asuransi kesehatan swasta bertambah.

Aru juga menyoroti perusahaan asuransi perlu membantu meningkatkan pemahaman umum tentang kanker dan kesadaran akan pilihan pengobatan, termasuk di daerah terpencil, di mana sikap terhadap pengobatan tradisional masih banyak ditemukan. Perusahaan asuransi juga berkontribusi positif terhadap tugas penting memberikan informasi kepada dokter tentang jenis-jenis perawatan baru yang tersedia.

Advertising
Advertising

"Mengatasi kanker dan membangun kesadaran masyarakat berjalan seiring dan di sinilah asuransi swasta masuk," kata Aru.

Sementara itu, Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Hematologi Onkologi Medik, Ronald A. Hukom, mengatakan meski sudah ada layanan BPJS, masih ada data dari perusahaan asuransi kesehatan dan keprihatinan Menteri Kesehatan yang menyebut pasien dari Indonesia menghabiskan Rp 161 triliun setiap tahun untuk berobat ke luar negeri.

"Bila 3-5 persen dari dana berobat ke luar negeri itu digunakan untuk membangun beberapa pusat pengobatan kanker di dalam negeri dengan standar internasional seperti di Amerika, Australia, atau Singapura, maka kita bisa mencegah triliunan rupiah dibawa pergi keluar negeri,” ujar Ronald.

Ia menjelaskan di Indonesia sudah lebih daripada mampu untuk membantu diagnosis maupun pengobatan pasien kanker. Selama pandemi COVID-19, banyak pasien Indonesia yang biasanya berobat ke luar negeri mengharuskan untuk berobat di dalam negeri, yang menyadarkan beberapa rumah sakit di Indonesia juga sudah mampu untuk menangani pengobatan kanker dengan baik sehingga pada akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pengobatan di Indonesia.

Baca juga: Syarat Pasien Kanker Boleh Dirawat di Rumah

Berita terkait

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

1 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

3 Jenis Pengobatan untuk Pasien Parkinson

2 hari lalu

3 Jenis Pengobatan untuk Pasien Parkinson

Ada tiga jenis pengobatan yang dapat digunakan untuk pasien Parkinson, melalui obat-obatan, terapi fisik, dan metode operasi.

Baca Selengkapnya

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

3 hari lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

5 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

5 hari lalu

Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

Pakar mengatakan kondisi remisi pada penyakit lupus belum tentu sama dengan berhenti berobat. Berikut penjelasan dokter penyakit dalam.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

7 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

7 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

15 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

16 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

19 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya