Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Syarat Pasien Kanker Boleh Dirawat di Rumah

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perawatan pasien kanker dinilai menjadi hal yang sangat fundamental dalam pemulihan kondisi. Selain di rumah sakit, pasien juga dimungkinkan menjalani perawatan di rumah setelah mendapatkan rekomendasi dari dokter yang menangani. Perawatan pasien kanker di rumah dinilai dapat meningkatkan kenyamanan dan membantu memperbaiki suasana hati.

Ada beberapa kondisi yang memungkinkan pasien kanker menjalani perawatan di rumah. Salah satunya tidak ada ancaman gangguan jalan napas atau pernapasan. Begitu menurut Clinical Care Manager di Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Indonesia, Liya Arista.

"Yang pasti penilaian utamanya berdasarkan penilaian dari dokter yang merawat pasien. Tim medis akan menyusun perencanaan pulang sebelum pasien pulang ke rumah agar pasien dapat pulang dengan aman dan pasien maupun keluarga sudah siap dalam melakukan perawatan," katanya.

Lebih lanjut, Liya menyebutkan kondisi lain yang memungkinkan pasien kanker menjalani perawatan pasien di rumah, yakni pasien mendapatkan asupan nutrisi cukup baik, gejala mual dan muntah terkontrol, serta nyeri terkontrol dengan pemberian analgesik. Kondisi berikutnya yakni tidak ada tanda-tanda pada pasien yang mengarah kepada kondisi infeksi seperti demam dan lainnya, mayoritas obat-obatan dapat dikonsumsi oral ataupun pemberian topikal dan ada perawat pasien di rumah.

Liya juga menjelaskan hal-hal yang perlu disiapkan keluarga pasien di rumah, yaitu kondisi rumah yang kondusif serta aman dan nyaman bagi pasien serta alat kesehatan menyesuaikan dengan kondisi pasien serta jenis penyakit yang dialami. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan yakni ruangan dengan pencahayaan cukup dan sirkulasi udara baik, toilet terjangkau (posisi di lantai yang sama dengan kamar), lantai tidak licin, pencahayaan dan sirkulasi baik, serta jika memungkinkan dengan kloset duduk dan ada pegangan pengaman di dinding.

Hal lain yang juga perlu disiapkan antara lain tempat tidur sesuai dengan ukuran pasien. Jika pasien dengan ketergantungan total dan memungkinkan bisa menggunakan tempat tidur seperti di rumah sakit agar bisa disesuaikan untuk posisi sandaran dan terdapat pagar pelindung di samping tempat tidur.

"Jika tidak ada, boleh menggunakan tempat tidur biasa, yang penting dipastikan tempat tidur selalu bersih," kata Liya.

Kasur decubitus (yang berisi angin) untuk mencegah luka tekan pada pasien ketergantungan total dan imobilisasi, tabung oksigen dan pulse oximeter, kursi roda (khususnya dibutuhkan jika pasien ingin keluar rumah atau sekedar berpindah dari kamar untuk melihat lingkungan luar atau sekitarnya), alat untuk perawatan luka, dan alat untuk kebersihan diri juga menjadi hal-hal yang juga dibutuhkan sehingga sebaiknya disiapkan pihak keluarga.

Hal berikutnya yang perlu disiapkan yakni lemari khusus untuk penyimpanan obat-obatan yang suhu dan kelembabannya terkontrol untuk menjaga kualitas obat serta nomor telepon darurat serta fasilitas penunjang lain yang dibutuhkan saat kondisi darurat terjadi. Liya mengatakan ada beberapa tanda bahaya dan kegawatdaruratan pasien sehingga harus segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, pengetahuan untuk deteksi dini tanda-tanda kegawatdaruratan di rumah ini menjadi penting bagi seorang caregiver. Tanda darurat yang dimaksud antara lain penurunan kesadaran pasien yang tiba-tiba, pasien menjadi sulit dibangunkan, tidur nyenyak dan lama, serta tidak merespons saat dipanggil atau bahkan diberikan rangsangan nyeri.

Tanda lainnya, saturasi oksigen pasien kurang dari 90-95 persen, napas pasien tampak cepat, pucat bibir dan tangan tampak kebiruan, pasien mual dan muntah dengan frekuensi yang sering, tampak lemas dan tidak mau makan ataupun minum. Selain itu, pasien mengalami diare dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari dengankonsistensi feses cair tanpa ampas, frekuensi berkemih yang sedikit atau bahkan tidak ada urine yang keluar, kejang, terjadi alergi setelah minum obat-obatan tertentu dengan tanda kulit kemerahan, atau bengkak di area tubuh tertentu, bahkan sampai sesak napas dan adanya perdarahan.

Menurut Liya, pada kondisi tertentu ada fase pasien kanker stadium lanjut sudah sampai pada tahap tidak bisa diobati. Beberapa pasien dengan kondisi tersebut lebih merasakan kenyamanan perawatan di rumah dibandingkan di rumah sakit. Kondisi itu sering disebut perawatan paliatif.

Penetapan status paliatif membutuhkan penilaian khusus dari dokter yang merawat pasien dan tim kesehatan menggunakan parameter penilaian medis khusus. Biasanya dokter akan memberikan edukasi jika pasien sudah masuk dalam kategori paliatif. Namun, perawatan pasien kanker di rumah bukannya tanpa tantangan.

Beberapa pasien atau keluarga biasanya tidak nyaman saat di rumah sakit yang berdampak terhadap kondisi psikologisnya. Perawatan pasien di rumah juga dapat menurunkan risiko penularan infeksi dari pasien lain di rumah sakit (infeksi nosokomial).

Pasien kanker termasuk kelompok yang rentan mengalami gangguan kekebalan tubuh. Terutama di saat pandemi COVID-19 saat ini, pasien yang keluar rumah rentan tertular penyakit akibat infeksi virus corona. Oleh karena itu, perawatan pasien kanker di rumah membutuhkan kesiapan khusus baik dari segi pengetahuan, keahlian, maupun sumber daya pihak keluarga atau perawat.

Baca juga: Perlunya Dukungan Psikososial pada Pasien Kanker

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dokter Spesialis Penyakit Diharapkan Jadi Garda Terdepan Tangani Pasien dengan Kanker

1 jam lalu

Konferensi Pers The Role of Internist in Cancer Management (ROICAM) pada Sabtu 23 September 2023 di Jakarta/Tempo- Mitra Tarigan
Dokter Spesialis Penyakit Diharapkan Jadi Garda Terdepan Tangani Pasien dengan Kanker

Dokter spesialis penyakit dalam alias internis diharapkan menjadi garda terdepan dalam penanganan kanker mulai dari deteksi dini.


Kaitan Polusi Udara dan Kanker Menurut Pakar

1 hari lalu

Dampak polusi udara bukan hanya mengancam orang dewasa, tetapi juga sangat berbahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak/Foto: Doc. Istimewa
Kaitan Polusi Udara dan Kanker Menurut Pakar

Pakar mengatakan polusi udara dapat menyebabkan kanker. Menurutnya, 90 persen penyebab kanker itu lingkungan, selain rokok, juga polusi udara.


Usia yang Dianjurkan Dokter untuk Periksa Kanker Prostat

3 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Usia yang Dianjurkan Dokter untuk Periksa Kanker Prostat

Pakar menyarankan laki-laki menjalani pemeriksaan kanker prostat saat berusia 50 tahun atau lebih dini bila memiliki riwayat keluarga serupa.


Begini Kanker Ginjal Didiagnosis dan Diobati, Pria Berisiko 2 Kali Lipat Dibandingkan Wanita

4 hari lalu

ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
Begini Kanker Ginjal Didiagnosis dan Diobati, Pria Berisiko 2 Kali Lipat Dibandingkan Wanita

Kanker ginjal paling sering terjadi pada orang berusia antara 65 dan 74 tahun. Pria diklaim berisiko dua kali lipat dibandingkan wanita.


Mengenal Jenis dan Stadium Kanker Ginjal seperti yang Dialami Vidi Aldiano

4 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Mengenal Jenis dan Stadium Kanker Ginjal seperti yang Dialami Vidi Aldiano

Vidi Aldiano, penyanyi berusia 33 tahun sudah berjuang melawan kanker ginjal sejak 2019. Ini penjelasan jenis dan stadium kanker ginjal.


Deretan Tes untuk Mendiagnosis Sarkoma Tulang

4 hari lalu

Ilustrasi pria memeriksa tulang. Shutterstock
Deretan Tes untuk Mendiagnosis Sarkoma Tulang

Sarkoma tulang merupakan salah satu jenis kanker yang memerlukan berbagai pemeriksaan untuk diagnosis yang akurat.


Vidi Aldiano Sejak 2019 Berjuang Lawan Kanker Ginjal, Ini Gejala dan Penyebabnya

5 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dipeluk ibunya saat menjalani pengobatan kanker, Senin, 18 September 2023. (Instagram/@vidialdiano)
Vidi Aldiano Sejak 2019 Berjuang Lawan Kanker Ginjal, Ini Gejala dan Penyebabnya

Vidi Aldiano sudah berjuang melawan kanker ginjal sejak 2019. Apa gejala dan penyebab kanker ginjal?


Bedakan Gejala Kanker Ginjal dan Masalah Lain yang Terasa di Pinggang

5 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Bedakan Gejala Kanker Ginjal dan Masalah Lain yang Terasa di Pinggang

Nyeri di pinggang pertanda kanker ginjal, batu ginjal, atau bahkan encok sulit dibedakan. Bagaimana memastikannya?


6 Hal yang Perlu Diketahui tentang Kanker Prostat agar Cepat Terdeteksi

6 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
6 Hal yang Perlu Diketahui tentang Kanker Prostat agar Cepat Terdeteksi

Kanker prostat bisa diobati jika terdeteksi lebih dini. Berikut enam hal yang perlu diketahui mengenai jenis kanker ini.


Terpopuler: Ombudsman Sarankan Bapanas Cabut HET Beras, Batas Waktu Pengosongan Pulau Rempang 28 September

6 hari lalu

Pembeli tengah memilih kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat 1 September 2023. Secara bulanan, inflasi beras pada Agustus 2023 sebesar 1,43 persen merupakan tertinggi sejak Maret 2023. Sebelumnya, pada Februari 2023, harga beras mengalami inflasi sebesar 2,34 persen. Tempo/Tony Hartawan
Terpopuler: Ombudsman Sarankan Bapanas Cabut HET Beras, Batas Waktu Pengosongan Pulau Rempang 28 September

Anggota Ombudsman menyarankan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mencabut sementara kebijakan harga eceran tertinggi (HET) beras.