Perlunya Deteksi Dini Kanker Paru untuk Permudah Pengobatan

Reporter

Antara

Selasa, 30 Agustus 2022 13:54 WIB

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, angka kejadian kanker paru atau prevalensi di Indonesia meningkat 30 persen pada 2013 hingga 2018, sementara 58 persen prevalensi berada di kota-kota besar. Adapun, 85-95 persen kanker paru adalah dari jenis kanker paru bukan sel kecil atau disebut juga dengan kanker sel gandum, terdiri atas 10-15 persen dari seluruh jenis kanker paru dengan sifat cenderung menyebar dengan cepat.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, mengatakan gejala kanker paru kerap tidak terdeteksi sehingga penting mendeteksi dini agar peluang sembuh kian besar.

"Gejala pada kanker paru seringkali tidak tampak pada stadium awal. Data saat ini menunjukkan 60 persen pasien kanker paru datang dalam stadium lanjut," kata Aru.

Ia menjelaskan kanker paru sering memiliki gejala yang serupa dengan penyakit umum lain seperti TBC. Maka penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang faktor risiko, gejala, dan perawatan yang tersedia, termasuk perawatan inovatif terkini sebagai harapan baru bagi pengobatan kanker paru.

Angka kematian akibat kanker paru kurang dari satu tahun di Indonesia terus meningkat sejak data Globocan 2018. Padahal, angka kematian akibat kanker paru untuk wilayah Asia secara keseluruhan justru mengalami penurunan sebanyak 3 persen.

Advertising
Advertising

Gejala awal kanker paru dapat berupa batuk terus-menerus, nyeri dada yang memburuk bersama pernapasan dalam, batuk, atau tertawa, suara serak atau sesak napas, penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan, batuk darah atau dahak yang berwarna karat, mudah lelah, juga infeksi persisten seperti bronkitis dan pneumonia.

Bila sudah berlanjut, penderita akan merasakan nyeri tulang, terutama di bagian punggung atau pinggul, mengalami perubahan neurologis seperti sakit kepala, kelemahan atau mati rasa dari tangan atau kaki, pusing, masalah keseimbangan atau kejang. Gejala lanjutan juga berupa penyakit kuning serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Aru menambahkan, kanker paru adalah jenis kanker yang kejadiannya paling tinggi pada laki-laki di Indonesia sebab 95 persen akibat lingkungan serta gaya hidup, dan kebiasaan merokok, yang dalam hal ini Indonesia menempati posisi nomor satu dalam jumlah perokok laki dewasa di dunia- serta polusi sekitar yang tinggi.

Para perokok disarankan untuk berhenti secara total, bukan bertahap, untuk mengurangi risiko terkena kanker sebab merokok terlepas dari jumlahnya sedikit atau banyak tetap menimbulkan risiko penyakit yang sama. Gaya hidup sehat, mengurangi stres, rajin berolahraga sesederhana berjalan kaki 15 menit, serta menjaga pola makan agar berat badan tetap ideal bisa mengurangi risiko kanker.

Baca juga: Golongan Orang yang Lebih Rentan Terkena Kanker Paru

Berita terkait

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

18 jam lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

3 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

3 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

10 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

12 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

14 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

15 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

17 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

20 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

21 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya