Mengenal Ensefalitis, Kondisi Peradangan pada Otak

Selasa, 16 Mei 2023 19:59 WIB

Ilustrasi otak. Pixabay

TEMPO.CO, Jakarta - Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan aktif otak yang disebabkan oleh infeksi atau respons autoimun. Peradangan menyebabkan otak membengkak, yang dapat menyebabkan sakit kepala, leher kaku, meningkatnya sensitivitas akan cahaya, mental confusion, dan kejang.

Melansir Johns Hopkins Medicine, Ensefalitis dimiliki oleh setidaknya 10-15 dari 100.000 orang setiap tahunnya. Lebih dari 250.000 orang terdiagnosis ensefalitis dalam satu dekade terakhir di Amerika Serikat. Ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi atau kondisi autoimun, yakni respon imun pada tubuh menyerang otak. Meski demikian, walau dengan pengujian lebih lanjut, sekitar 30-40% kasus ensefalitis tidak diketahui penyebab spesifiknya.

Melansir Mayo Clinic, terdapat dua jenis utama ensefalitis:

  • Ensefalitis primer. Kondisi ini terjadi ketika virus menginfeksi otak secara langsung. Infeksi dapat terkonsentrasi di satu area atau meluas. Infeksi primer mungkin merupakan reaktivasi virus yang telah tidak aktif setelah penyakit sebelumnya.
  • Ensefalitis sekunder. Kondisi ini merupakan hasil dari reaksi sistem kekebalan tubuh yang salah terhadap infeksi di tempat lain di tubuh. Alih-alih hanya menyerang sel-sel penyebab infeksi, sistem kekebalan tubuh justru malah menyerang sel-sel sehat di otak. Ensefalitis sekunder sering terjadi 2 hingga 3 minggu setelah infeksi awal.

Gejala

Kebanyakan orang dengan ensefalitis memiliki gejala mirip flu ringan, seperti:

  • Sakit kepala
  • Leher kaku
  • Demam
  • Sakit pada otot atau persendian
  • Kelelahan

Terkadang tanda dan gejalanya lebih parah, bisa jadi termasuk:

  • Kebingungan, agitasi atau halusinasi
  • Kejang
  • Kehilangan sensasi atau tidak dapat menggerakkan area tertentu pada wajah atau tubuh
  • Kelemahan otot
  • Masalah dengan bicara atau pendengaran
  • Kehilangan kesadaran (termasuk koma)

Pengobatan

Advertising
Advertising

Deteksi dini dan pengobatan yang efektif dari penyebab yang mendasari adalah kunci untuk bertahan dari ensefalitis. Orang dengan ensefalitis mungkin memerlukan tinggal di ICU sehingga penyedia layanan kesehatan dapat mengawasi kejang, pembengkakan otak, gagal pernapasan atau perubahan irama jantung. Perawatan ensefalitis tergantung pada penyebab dan gejala yang mendasarinya, dan mungkin termasuk:

  • Obat antivirus untuk melawan infeksi virus yang mempengaruhi otak.
  • Antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri yang mendasari penyebab ensefalitis.
  • Imunoterapi, seperti steroid, antibodi intravena (IVIg) atau pertukaran plasma, untuk mengatasi beberapa jenis ensefalitis autoimun.
  • Obat-obatan atau terapi untuk mengontrol kejang.
  • Selang pernapasan, kateter urin, atau selang makanan mungkin diperlukan jika ensefalitis telah menyebabkan hilangnya kesadaran.

Pasien dengan ensefalitis juga dapat disarankan untuk melakukan diet ketogenik, yakni membatasi makanan yang mengandung karbohidrat kurang dari 50 gram per hari dan meningkatkan asupan protein dan lemak. Diet ini terbukti efektif dalam mengurangi kejang pada epilepsi yang resistan terhadap obat pada anak-anak dan orang dewasa, serta pada pasien dengan ensefalitis autoimun seperti ensefalitis reseptor anti-NMDA.

Pilihan editor : Terlalu Lelah dan Kurang Tidur Berakibat Mudah Lupa, Kenapa?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

1 hari lalu

Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif sejalan dengan proses penuaan sistem saraf di otak ketika zat dopamin mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Mengenal 7 Penyakit Autoimun Selain Lupus

3 hari lalu

Mengenal 7 Penyakit Autoimun Selain Lupus

Penyakit autoimun umumnya tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikurangi dampaknya. Kenali 7 penyakit ini untuk pencegahan.

Baca Selengkapnya

Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

4 hari lalu

Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

Sleep apnea adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang berhenti bernapas secara berkala saat mereka sedang tidur.

Baca Selengkapnya

Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

5 hari lalu

Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

Pakar mengatakan kondisi remisi pada penyakit lupus belum tentu sama dengan berhenti berobat. Berikut penjelasan dokter penyakit dalam.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Hari Lupus Sedunia: Pencegahan Lupus Diihat dari Gejalanya

7 hari lalu

Hari Lupus Sedunia: Pencegahan Lupus Diihat dari Gejalanya

Hari Lupus Sedunia, menengok kata dokter RS Pondok Indah bahwa penyakit lupus adalah penyakit kambuhan yang akan datang dan hilang saat terdiagnosis.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

8 hari lalu

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

Baca Selengkapnya

Hari Lupus Sedunia 2024, Pahami Fakta dan Maknanya

8 hari lalu

Hari Lupus Sedunia 2024, Pahami Fakta dan Maknanya

Hampir 5 juta orang di seluruh dunia menderita Lupus, dan 1,5 juta di antaranya tinggal di Amerika Serikat saja. Simak makna Hari Lupus Sedunia 2024

Baca Selengkapnya

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

8 hari lalu

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

Pelajari lebih lanjut tentang gejala dan kemungkinan komplikasi lupus. Apa saja tanda-tanda awal penyakit lupus?

Baca Selengkapnya

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

8 hari lalu

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditunjukkan dari gejala sakit kulit, demam, sakit sendi, rambut rontok, dan gangguan saraf.

Baca Selengkapnya