Sinar Matahari Terik, Dokter Ingatkan Risiko Kanker Kulit

Reporter

Antara

Rabu, 2 Agustus 2023 10:01 WIB

Ilustrasi belanja di bawah teriknya sinar matahari. Foto: Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah onkologi Rumah Sakit Hermina Bekasi, M. Yadi Permana, menyebut kasus kanker kulit memang tidak banyak. Kasus kanker melanoma (menyerang sel melanosit yang memberi warna pada tubuh) secara global sebesar 4 persen. Sedangkan kanker nonmelanoma (umumnya akibat benjolan) 90 persen dan di Indonesia berdasarkan data Globocan tahun 2020, angka kematian yang disebabkan oleh kanker kulit nonmelanoma sebesar 1,48 persen.

Meskipun kasus kematian kanker kulit di Indonesia kurang dari 2 persen, Yadi tetap mengingatkan untuk waspada mengingat Indonesia daerah tropis dengan paparan sinar ultraviolet (UV) tinggi dari matahari yang dapat memicu kanker. Apalagi belakangan ini cuaca selalu panas dengan sinar matahari yang sangat terik. Ia menyarankan makan makanan yang mengandung vitamin C dan E serta selalu memakai tabir surya apabila hendak beraktivitas di luar ruangan.

“Untuk peremajaan kulit, vitamin C dan E itu cukup penting, bisa dari sayuran hijau atau nutrisi vitamin E langsung dalam bentuk kapsul soft gel, itu bisa langsung dikonsumsi dengan takaran yang dianjurkan setiap hari. Apabila banyak beraktivitas di luar ruangan wajib memakai tabir surya maksimal dengan SPF 50 dan diaplikasikan setiap dua sampai tiga jam sekali,” imbaunya.

Pehatikan tahi lalat
Selain itu, Yadi juga meminta mewaspadai bentuk dan letak tahi lalat untuk mencegah risiko kanker kulit.

“Yang punya tahi lalat harus memperhatikan letak dan bentuknya, apakah lesi terletak di tempat yang terkena sinar matahari lebih banyak, misalnya di muka atau punggung tangan. Kemudian bentuknya juga perlu diperhatikan, asimetri atau tidak. Apabila disertai rasa gatal segera periksakan ke dokter untuk mencegah kanker kulit,” saran Yadi.

Advertising
Advertising

Ia menjelaskan apabila tahi lalat semakin membesar, menimbulkan gradasi warna pada kulit sekitar, dan memiliki batas yang tidak teratur, maka kemungkinan besar tahi lalat tersebut bisa memicu kanker kulit.

“Dokter kulit biasanya menyarankan kalau lesinya kecil, langsung dioperasi saja, diangkat kemudian diperiksa di bawah mikroskop, karena operasinya minor saja dengan bius lokal juga sudah mencukupi kalau lesinya 1 sampai 2 centimeter,” ujarnya. “Kemudian jangan lupa untuk kecurigaan kanker kulit diperiksa patologi dan anatominya di laboratorium. Tujuannya mengetahui apakah ini hanya tahi lalat biasa, sudah lesi prakanker, atau sudah kanker kulit itu sendiri.”

Ia memaparkan apabila tahi lalat mudah berdarah dan sering disertai rasa gatal maka disarankan segera memeriksakan diri ke dokter untuk ditangani secepatnya, risiko kanker kulit lebih tinggi.

Pilihan Editor: 3 Seluk-beluk Tabir Surya: Berapa Idealnya yang Dibutuhkan Buat Cegah Kanker Kulit?

Berita terkait

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

1 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

3 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

4 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

10 hari lalu

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

Berikut tips yang dapat diterapkan demi terhindar dari dehidrasi hingga heat stroke atau serangan panas saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

11 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Tips Atasi Serangan Panas dan Dehidrasi saat Ibadah Haji dari Pakar Kesehatan

11 hari lalu

Tips Atasi Serangan Panas dan Dehidrasi saat Ibadah Haji dari Pakar Kesehatan

Berikut saran pakar kesehatan agar tidak mengalami serangan panas dan dehidrasi selama menjalani ibadah haji.

Baca Selengkapnya

Saran Dermatolog untuk Cegah Flek Hitam kala Cuaca Panas

11 hari lalu

Saran Dermatolog untuk Cegah Flek Hitam kala Cuaca Panas

Paparan berlebihan terhadap sinar matahari dapat meningkatkan risiko munculnya hiperpigmentasi atau flek hitam pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

12 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

15 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

15 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya