Ragam Kepribadian yang Lebih Tahan Terhadap Stres, Apakah Anda Termasuk?

Jumat, 6 Oktober 2023 10:21 WIB

Ilustrasi Pria Stres (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Stres muncul karena tekanan atau situasi yang baru. Stres berkepanjangan bisa berakibat penyakit serius dan masalah kesehatan mental lainnya. Dikutip dari White Swan Foundation, stres istilah yang sangat luas artinya dalam tingkatan psikologis. Kondisi itu menyebabkan kecemasan, kurangnya kendali, frustrasi, masalah cara merespons atau bereaksi.

Dalam menghadapi stres, setiap individu menunjukkan reaksi yang berbeda-beda. Sebuah penelitian berjudul “The Stressful Personality: A Meta-Analytical Review of the Relation Between Personality and Stress” menemukan bahwa orang dengan tingkat beberapa personalitas yang tinggi lebih sedikit mengalami stres, bahkan ketika mengalami pengalaman stres yang objektif.

Tim peneliti meneliti hubungan antara kepribadian dan stres menggabungkan hasil dari 250 penelitian untuk menemukan hasil yang paling konsisten. Personalitas apa saja itu? berikut deretannya seperti dikutip dari Psychology Today, Rabu lalu.

Ekstraversi

Orang yang mendapat skor lebih tinggi dalam ekstraversi cenderung menganggap interaksi sosial sangat bermanfaat dan berpartisipasi dalam lebih banyak aktivitas sosial. Penulis penelitian menemukan bahwa individu ekstrover mempunyai lebih banyak dukungan sosial yang dapat meredam stres.

Advertising
Advertising

Para peneliti juga mencatat bahwa kelompok orang ini lebih cenderung fokus pada aspek positif dari stres. Misalnya, seseorang yang akan pindah mungkin lebih fokus mencermati restoran dan toko bagus di lingkungan barunya daripada kesulitan yang timbul dalam perpindahan tersebut.

Stabilitas emosi

Mereka yang cenderung memiliki tingkat emosi negatif yang lebih rendah mengalami lebih sedikit stres. Sebaliknya, mereka yang memiliki "neurotisme" yang lebih tinggi lebih cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi.

Para peneliti menyebut bahwa tingkat stres yang lebih rendah dapat berasal dari persepsi dan pengalaman objektif. Mereka yang memiliki stabilitas emosi yang tinggi menganggap situasi tidak terlalu membuat stres dan kecil kemungkinannya untuk berakhir dalam situasi yang membuat stres. Ada juga bukti bahwa sistem saraf simpatik menjadi kurang reaktif di antara mereka yang memiliki stabilitas emosi tinggi.

Teliti

Orang yang sangat teliti cenderung memiliki rencana masa depan yang lebih jelas. Hal ini dapat meminimalkan stres dengan mencegah timbulnya situasi pemicunya. Mereka cenderung menghindari pengambilan risiko dan juga menjaga kesehatan, sehingga terhindar dari stres.

Terbuka

Individu yang memiliki tingkat keterbukaan yang tinggi cenderung memiliki rasa ingin tahu dan kreatif terhadap berbagai pengalaman. Mereka juga melihat situasi yang kurang menimbulkan stres dibandingkan dengan mereka yang tingkat keterbukaannya lebih rendah. Sistem saraf orang pada kelompok ini juga dapat menjadi kurang reaktif terhadap stres.

Ramah

Individu yang ramah dan menyenangkan lebih mudah bergaul sehingga meminimalkan tekanan antarpribadi dan menciptakan peluang untuk hubungan sosial yang kuat. Hasilnya, mereka mengalami lebih sedikit pengalaman stres dan memiliki lebih banyak dukungan ketika mereka menghadapi pemicu stres.

Pilihan editor: Perfeksionis Menimbulkan Dampak Negatif, Kenapa?

Berita terkait

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

21 menit lalu

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

Mengatasi hipertensi tidak selalu dengan obat. Masalah kesehatan ini juga bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

1 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

4 hari lalu

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

Me time atau waktu sendirian merupakan cara yang sehat untuk meremajakan diri, mengurangi stres, dan memulihkan energi

Baca Selengkapnya

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

8 hari lalu

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

Pada dasarnya orang toxic merupakan individu yang baik. Namun, orang toxic biasanya mereka yang menyerah pada sisi gelap dirinya.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

14 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

15 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

17 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

17 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

18 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

21 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya