Dokter Ungkap Beda Demam Tifoid dan Biasa

Reporter

Antara

Kamis, 26 Oktober 2023 21:15 WIB

Ilustrasi anak demam. webmd.com

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak dan Ketua Pencegahan Infeksi dan Kontrol di RS Cipto Mangunkusumo, Ari Prayitno, mengatakan demam yang tidak lebih dari satu minggu maka kemungkinan besar bukan demam tifoid. Pasalnya, banyak orang tua khawatir karena anak mengalami demam berhari-hari dan langsung berpikir itu demam tifoid.

“Pertama, jangan pikirkan demam tifoid kalau masih di bawah satu minggu. Kemungkinannya banyak demam di bawah satu minggu, ada radang tenggorokan, radang di saluran kemih, radang di telinga tengah, dan saluran cerna,” jelas Ari dalam diskusi mengenai "Demam Tifoid pada Anak", Kamis, 26 Oktober 2023.

Ari mengatakan demam tifoid biasanya berlangsung lebih dari satu minggu dengan gejala di saluran cerna seperti muntah, mencret, buang air besar susah dan jarang. Selain itu, jika anak sudah masuk usia sekolah, dengan sering makan di luar meskipun kebersihan di rumah terjaga, baru bisa dikerucutkan mengarah ke demam tifoid dan perlu dipastikan dengan pemeriksaan ke dokter dan pemeriksaan serologi, baik widal atau tubeks, dengan mendeteksi salmonela melalui laboratorium. Sampel pemeriksaan tersebut diambil melalui darah, urine, atau sumsum tulang.

Perhatikan polanya
Ari juga meminta untuk memperhatikan pola demam anak. Di minggu pertama umumnya demam akan naik dan turun namun cenderung meningkat bertahap. Hal tersebut bisa terjadi sampai awal minggu kedua, yang relatif turun. Namun di minggu ketiga bisa timbul komplikasi jika memang ditemukan adanya tifoid dalam pemeriksaan laboratorium atau riwayat keluarga yang didiagnosis tifoid.

“Kalau mau periksa serologi, baik widal maupun tubeks, itu dilakukan jika curiga tidak ada perubahan demam dalam enam hari dengan pengobatan biasa, begitu menginjak hari ketujuh bisa periksa serologi,” sarannya.

Advertising
Advertising

Ari khawatir jika demam tifoid terlalu dini didiagnosis akan terjadi pengobatan yang berlebihan. Biasanya dokter akan memberi obat dengan jenis kloramfenikol, yang jika tidak hati-hati pemberiannya akan menimbulkan efek samping. Pada pasien demam tifoid, Ari menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan tidak membutuhkan kontraksi usus yang kuat.

Selain itu, saat demam fungsi metabolisme tubuh juga akan terganggu sehingga perlu makanan yang mudah diserap tubuh. Ia juga meminta untuk banyak minum air agar tidak sulit buang air besar namun juga perlu diperhatikan jangan sampai terjadi diare.

“Jangan juga makanan yang memadatkan masa tinja, nanti akan susah untuk mereka yang konstipasi. Prinsipnya, kurangi makanan berserat dan berlemak, terutama saat masih demam, banyak konsumsi air minum, jangan sampai kurang tapi juga jangan sampe diare,” tegas Ari.

Pilihan Editor: Beda Gejala Tipes pada Anak dan Dewasa

Berita terkait

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

10 hari lalu

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

15 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

16 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

17 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

18 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

23 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

25 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

26 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

35 hari lalu

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya

Baca Selengkapnya

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

35 hari lalu

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

Flu Singapura atau HFMD mengalami peningkatan selama mudik atau libur Lebaran 2024. Apa gejala dan penyebab dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya