Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beda Gejala Tipes pada Anak dan Dewasa

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak demam. saidsupport.org
Ilustrasi anak demam. saidsupport.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sakit tipes dialami oleh banyak orang di negara berkembang. Di Indonesia, penyakit ini sering dijumpai dan merupakan salah satu penyakit yang berdampak serius.  

Dilansir dari kidshealth, tipes atau demam tifoid merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini berkaitan erat dengan masalah sanitasi dan air bersih. Infeksi yang menyebabkan tipes terjadi ketika orang mengonsumsi makanan atau meminum air yang sudah terkontaminasi bakteri. Bakteri itu kemudian berkembang dengan cepat dalam tubuh hingga menyebar melalui aliran darah. 

Apakah gejala tipes pada anak dan orang dewasa berbeda? Gejala tipes pada anak dan orang dewasa tak jauh berbeda. Namun, anak-anak memang memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit ini daripada orang dewasa, juga memiliki risiko tinggi mengalami kondisi serius yang bisa menyebabkan komplikasi penyakit hingga kematian.  

Umumnya, pasien akan mengalami demam tinggi sekitar 39-40 derajat Celcius setelah sekitar 1-3 minggu terinfeksi bakteri. Selain itu, pasien juga akan merasakan sakit perut. Orang dewasa biasanya merasakan sembelit namun hal ini jarang terjadi pada anak-anak. 

Gejala yang dialami oleh anak-anak dan orang dewasa meliputi muncul ruam bintik-bintik merah kecil di dada atau bagian atas perut, penurunan nafsu makan, diare, sakit kepala, juga kelelahan. Jika gejala-gejala di atas sudah muncul namun tidak segera diobati, anak-anak lebih berisiko mengalami kondisi serius berupa komplikasi dibanding orang dewasa.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Komplikasi yang disebabkan oleh tipes meliputi pendarahan pada saluran pencernaan seperti lambung dan usus, radang meningitis, juga infeksi organ lain. Hal ini biasanya ditandai dengan gejala muntah dan bengkak pada area perut atau kembung. Jika mengalami gejala ini, berarti penyakit yang dialami cukup parah. 

Sebaiknya, setelah mengalami gejala ini, baik anak-anak maupun dewasa, segera ke dokter sebelum terjadi kondisi serius yang dapat menyebabkan kehilangan nyawa. Dokter biasanya akan memberikan antibiotik untuk mengobati tipes yang relatif ringan dan mengizinkan untuk dirawat di rumah. Namun, untuk tipes yang relatif parah dokter akan mengharuskan pasien dirawat inap di fasilitas kesehatan atau rumah sakit. 

Baca juga: Sebab Demam Tifoid Bisa Terjadi Berulang Kali

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Penularan Pneumonia Misterius dengan Langkah Berikut

2 hari lalu

Orang-orang menunggu di luar rumah sakit anak-anak di tengah peningkatan pneumonia mikoplasma, di Beijing, Cina 24 November 2023. Cina tengah dilanda wabah Penemonia yang banyak menyerang anak-anak. REUTERS/Florence Lo
Cegah Penularan Pneumonia Misterius dengan Langkah Berikut

Dokter paru menyebut penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi langkah penting untuk mencegah penularan pneumonia misterius.


Sederet Hoax soal Nyamuk Wolbachia yang Perlu Diketahui

4 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Sederet Hoax soal Nyamuk Wolbachia yang Perlu Diketahui

Beberapa informasi yang berkembang di masyarakat tidak selalu akurat dan seringkali terjadi penyebaran hoax tentang Wolbachia. Apa saja?


Ingin Gigi Putih Secara Alami, Gunakan 3 Bahan Ini

6 hari lalu

Ilustrasi veneer gigi. Foto: Freepik.com/jannoon028
Ingin Gigi Putih Secara Alami, Gunakan 3 Bahan Ini

Memutihkan gigi bisa dilakukan dengan bahan-bahan alami sekitar kita. Salah satunya soda kue bisa buat gigi putih.


Apa yang Terjadi jika Digigit Nyamuk Wolbachia?

8 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Apa yang Terjadi jika Digigit Nyamuk Wolbachia?

Nyamuk yang terinfeksi Wolbachia biasanya tak menyebabkan efek langsung yang berbeda bagi manusia saat digigit.


Nyamuk Wolbachia Disebut Juga Nyamuk Bill Gates, Apa Hubungannya dengan Bos Microsoft Itu?

9 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Nyamuk Wolbachia Disebut Juga Nyamuk Bill Gates, Apa Hubungannya dengan Bos Microsoft Itu?

Nyamuk Wolbachia ramai dibicarakan karena terbukti mengatasi Demam Berdarah Dengue. Nyamuk ini juga disebut nyamuk Bill Gates. Apa keterkaitan Bill Gates dengan nyamuk ini?


Mengenal Gejala Misofonia dan Penyebabnya

11 hari lalu

Ilustrasi wanita menutup telinga. Freepik.com/Jcomp
Mengenal Gejala Misofonia dan Penyebabnya

Para peneliti belum tahu pasti apa penyebab orang mengalami misofonia atau adakah faktor keturunan. Berikut penjelasannya.


Ini Sederet Bakteri Berbahaya yang Biasa Ditemukan di Toilet

13 hari lalu

Ilustrasi wanita di toilet. Shutterstock
Ini Sederet Bakteri Berbahaya yang Biasa Ditemukan di Toilet

E.Coli , Salmonella dan Staphylococcus Aureu adalah kuman dan bakteri yang sering ditemukan di permukaan toilet dan lantai kamar mandi.


Gejala Leptospirosis yang Rawan di Musim Hujan

16 hari lalu

Ilustrasi hujan gerimis. REUTERS
Gejala Leptospirosis yang Rawan di Musim Hujan

Leptospirosis akibat terkena bakteri Leptospira interrogans rawan terjadi di musim hujan. Berikut dua gejala yang perlu dikenali.


Mengapa Bayi di Bawah 1 Tahun Tidak Boleh Diberi Madu?

17 hari lalu

Ilustrasi kurma dan madu. shutterstock.com
Mengapa Bayi di Bawah 1 Tahun Tidak Boleh Diberi Madu?

Risiko utama memberikan madu terlalu cepat pada bayi berusia di bawah 12 bulan adalah mengalami botulisme.


Awas Overdosis dan Efeknya, Jangan Minum Antibiotik bila Tak Perlu

21 hari lalu

Ilustrasi antibiotik (pixabay.com)
Awas Overdosis dan Efeknya, Jangan Minum Antibiotik bila Tak Perlu

Pakar meminta masyarakat minum antibiotik sesuai dosis dan indikasi agar dapat mengurangi resistensi bakteri terhadap antibiotik.