Kenali Waktu Terbaik untuk Mengukur Tekanan Darah Secara Akurat

Reporter

Linda Lestari

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 8 Agustus 2024 08:40 WIB

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan darah pada dinding bagian dalam arteri dan pembuluh darah lainnya saat darah beredar ke seluruh tubuh. Tekanan darah tinggi bukanlah pertanda baik jika tekanan ini terus-menerus terlalu tinggi dan jantung harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah. Jika tidak diobati, hipertensi meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Konsultan asosiasi di Departemen Kardiologi National Heart Centre Singapura, Dr. Hong Rilong menyebut, meskipun tekanan darah optimal berada di bawah 120/80 mmHg, hipertensi hanya didiagnosis secara formal, menurut pedoman praktik klinis setempat, sebagai tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Namun, dokter mulai meninggalkan rekomendasi yang sama bagi semua terkait target tekanan darah.

"Target tekanan darah yang optimal bervariasi menurut profil risiko pasien. Misalnya, pasien dengan penyakit ginjal kronis atau peningkatan risiko kardiovaskular mungkin memerlukan target tekanan darah yang lebih rendah,” kata Dr. Hong dikutip dari CNA Lifedata-style.

Anda akan melihat bahwa pembacaan tekanan darah Anda terdiri dari dua angka, yang menunjukkan hal berikut.

Tekanan darah sistolik: Saat jantung berkontraksi untuk mendorong darah ke depan. Tekanan darah sistolik terlihat sebagai angka pertama, misalnya, "120" dalam 120/80mmHg. "Mm/Hg" adalah singkatan dari milimeter merkuri.
Tekanan darah diastolik: Saat jantung Anda rileks untuk terisi darah di antara detak jantung.

Advertising
Advertising

Namun, bagaimana jika salah satu tekanan darah normal, tetapi yang lainnya membuat Anda mengalami hipertensi stadium 2, misalnya, 160/80 mmHg? Pembuluh darah dan organ Anda akan tetap mengalami tingkat stres abnormal, yang telah terbukti meningkatkan risiko kardiovaskular.

"Selama salah satu komponen meningkat, itu dianggap hipertensi," kata Dr. Hong

Siapa pun yang memantau tekanan darahnya pasti tahu bahwa hasil pengukurannya dapat berfluktuasi sepanjang hari. Bahkan, peneliti AS menemukan bahwa waktu dalam sehari dan bahkan musim dapat memengaruhi hasil pembacaan tekanan darah hingga 40 persen.

Dikutip dari CNA, tekanan darah memiliki pola sirkadian 24 jam, pada pagi hari, tekanan darah sedikit lebih tinggi daripada pada malam hari. Saat Anda tidur, tekanan darah turun 10 persen hingga 15 persen. Tekanan darah naik lagi dalam satu hingga dua jam sebelum Anda bangun.

Konsultan senior di Departemen Kardiologi, National University Heart Centre, Singapura, Dr Low Ting Ting menyebut waktu terbaik untuk mengukur tekanan darah secara akurat adalah di pagi hari. Lakukan sebelum sarapan dan 10 hingga 15 menit setelah bangun tidur. Sebaiknya buang air kecil terlebih dahulu karena kandung kemih yang penuh dapat meningkatkan tekanan darah.

Pilihan editor: Kandungan Potasium Lebih Tinggi dari Pisang Buah Ini Sangat Baik Buat Penderita Hipertensi

Berita terkait

Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

6 hari lalu

Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi untuk deteksi dini penyakit jantung

Baca Selengkapnya

Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

6 hari lalu

Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

Golongan statin dikenal sebagai lini pertama dalam menurunkan kadar kolesterol. Bisa diberikan kepada manusia maupun hewan. Apa efek sampingnya?

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Gangguan Pendengaran, Bekerja di Lingkungan Bising Juga Berisiko Hipertensi

32 hari lalu

Tak Hanya Gangguan Pendengaran, Bekerja di Lingkungan Bising Juga Berisiko Hipertensi

Pakar mendapati pekerjaan dengan suasana berisik menambah risiko hipertensi selain gangguan pendengaran.

Baca Selengkapnya

Kandungan Produk Perawatan yang Bahayakan Ibu Hamil dan Dampaknya

34 hari lalu

Kandungan Produk Perawatan yang Bahayakan Ibu Hamil dan Dampaknya

Kandungan fenol dan paraben, bahan kimia yang umum pada kosmetik dan produk perawatan kulit, dapat meningkatkan risiko hipertensi pada ibu hamil.

Baca Selengkapnya

Seri Hipertensi: Benarkah Asupan Suplemen Bisa Bantu Normalkan Tekanan Darah?

42 hari lalu

Seri Hipertensi: Benarkah Asupan Suplemen Bisa Bantu Normalkan Tekanan Darah?

Kebutuhan untuk terus minum obat hipertensi bisa berbeda-beda untuk setiap individu dan kondisi kesehatannya.

Baca Selengkapnya

Orang Muda, Anak-Anak Hingga Lansia Bisa Terkena Hipertensi: Kenali Penyebabnya

42 hari lalu

Orang Muda, Anak-Anak Hingga Lansia Bisa Terkena Hipertensi: Kenali Penyebabnya

Meskipun orang yang lebih tua lebih berisiko terkena hipertensi, orang dewasa muda berusia 18 hingga 40 tahun, dan anak-anak juga bisa kena.

Baca Selengkapnya

Alasan Kita Perlu Rutin Kacang Pistachio

45 hari lalu

Alasan Kita Perlu Rutin Kacang Pistachio

Kacang pistachio merupakan sumber protein lengkap dengan sembilan asam amino esensial, mengandung lemak tak jenuh tunggal dan ganda yang sehat.

Baca Selengkapnya

Kandungan Potasium Lebih Tinggi dari Pisang, Buah Ini Sangat Baik buat Penderita Hipertensi

51 hari lalu

Kandungan Potasium Lebih Tinggi dari Pisang, Buah Ini Sangat Baik buat Penderita Hipertensi

Aprikot kering mengandung 1.162 mg potasium dalam 100 gram buah sehingga sangat baik untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Baca Selengkapnya

Cara UI Beri Edukasi Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat

21 Juli 2024

Cara UI Beri Edukasi Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat

Hipertensi dan diabetes melitus menduduki peringkat lima besar penyakit tidak menular di Indonesia. Berikut cara UI memberi edukasi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Dokter Ingatkan Kelebihan Konsumsi Garam dan Risiko Gagal Ginjal

20 Juli 2024

Dokter Ingatkan Kelebihan Konsumsi Garam dan Risiko Gagal Ginjal

Dokter mengungkapkan kebiasaan mengonsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan risiko gagal ginjal dan kini dialami banyak anak muda.

Baca Selengkapnya