TEMPO.CO, Jakarta - Sesemakan berdaun tiga atau empat bernama semanggi resmi menjadi bagian motif batik Jakarta pada 17 Agustus, bersamaan dengan peresmian Simpang Susun Semanggi.
Peresmian simpang susun semanggi ini ditangkap oleh Chitra Subyakto berbagai produk kerajinan, salah satunya batik bermotif Simpang Susun Semanggi. Begitu disebutkan Ketua Dekranasda Provinsi DKI Jakarta Happy Farida Djarot di kawasan Monas, Jakarta, Kamis malam.
Baca juga:
Hari Batik Nasional: Pakai Batik, Ada Promo Menunggu
Hari Batik, 4 Keistimewaan Batik Kudus dari Denny Wirawan
Mau Touring dengan Moge? Intip Dulu 5 Triknya
Dekranasda DKI Jakarta bersama kaum ibu dari empat rumah susun di Jakarta --Rawa Bebek, Pulo Gebang, Pesakih dan Marunda-- yang selama ini telah memproduksi batik lantas mulai memasukkan motif batik Semanggi dalam karya-karyanya.
"Kami memberi kesempatan untuk pengrajin lain membuat karya dengan ikon Simpang Susun Semanggi. Kami juga memulai memunculkan bibit-bibit baru sebagai pengrajin. Siapa mereka? Kami fasilitasi ibu-ibu yang tinggal di rusun," kata Happy.
Ke depannya, dia berharap pemerintah daerah bisa mendukung upaya promosi motif batik Semanggi, salah satunya menganjurkan pegawai pemerintah provinsi Jakarta mengenakan batik bermotif Semanggi.
"Ini bisa ditangkap oleh masyarakat, dari teman-teman di pemerintahan memakai ikon ini. Bapak Gubernur sudah pakai. Kita harapan support dari pemerintah, semua pakai," tutur Happy tentang Batik Semanggi, yang saat ini mencakup motif Simpang Susun Semanggi, Lalu Lintas Semanggi, Jalan Semanggi dan Taman Semanggi.