TEMPO.CO, Jakarta - Berbeda dengan beras putih, beras cokelat berasal dari beras yang setengah digiling atau hanya diproses dengan menghilangkan sekam tanpa dipoles sampai menjadi putih.
Seperti dilansir laman Medical News Today, beras cokelat mengandung serat lebih banyak daripada nasi putih sekaligus sumber antinutrien seperti asam fitat, juga mungkin mengandung logam berat tingkat tinggi jika ditanam di daerah yang tercemar.
Baca Juga:
Mengkonsumsi beras putih mungkin memiliki efek buruk terhadap keseimbangan gula darah. Di sisi lain, beras cokelat umumnya dianggap sebagai makanan rendah glikemik, sehingga dapat mengontrol gula darah. Salah satu manfaat mengkonsumsi beras cokelat secara teratur adalah membuat jantung sehat.
Studi observasional telah menghubungkan konsumsi biji-bijian dengan risiko kematian akibat penyakit jantung. Studi itu melibatkan 86.190 orang pria selama 5,5 tahun. Baca: Cara Memberantas Gula dari Nasi
Hasil studi memperlihatkan bahwa mereka yang mengkonsumsi satu porsi atau lebih sereal gandum setiap hari berisiko 20 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskuler daripada mereka yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi biji-bijian.
Studi lain yang melibatkan 75.521 orang wanita selama 10 tahun menemukan asupan beras cokelat berhubungan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskuler sebesar 30 persen. Biji-bijian utuh mungkin juga memiliki efek menguntungkan pada berat badan dan diabetes, efek yang terkait erat dengan penyakit kardiovaskuler.
Ingatlah bahwa semua penelitian ini bersifat observasional dan hanya menunjukkan hubungan antara biji-bijian dan kesehatan, tapi tidak dapat membuktikan penyebabnya. Satu hal yang jelas, beras cokelat mengandung sejumlah komponen sehat untuk jantung, seperti mineral, antioksidan, lignan, dan serat makanan.