TEMPO.CO, Jakarta - Insiden tragis yang terjadi pada stuntman-nya Damien Aditya, tak sedikit netizen mengkaitkannya dengan karma, gara-gara kisah masa lalu sang pesulap.
Betulkah? Psikolog Klinis, Kasandra Putranto, menyebutkan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia memang cenderung Lebih suka percaya pada mitos, “Mudah percaya dan mudah membuat mitos. Jadi jauh sama sekali dari science dan evidence based,” katanya.
Pada akhirnya berita-berita itulah yang banyak beredar di masyarakat, “Berita Itu menjadi supply yang memenuhi keinginan masyarakat,” katanya.
Baca juga:
Rina Nose Tanam Benang di Wajah? Apa Fungsinya?
Ramalan Cinta Desember: Ada 2 Keputusan Penting untuk Zodiak Leo
Edison Tertancap di Bokong dan Rusuk, Organ Apa yang Terancam?
Disebutkan juga bahwa, kini jumlah orang berpendidikan yang tidak mudah percaya dan tidak suka Mitos lebih sedikit.
Baca Juga:
Apa efek dari menggemari berita yang penuh mitos itu? Ibaratnya kata Kasandra, sama dengan mempercayai anak sakit karena diguna-guna atau dikirim santet, padahal karena tidak mandi atau karena virus.
“Akibatnya kita tidak menyelesaikan masalah dengan tepat,” katanya. Bagaimana mengatasinya? Kasandra menyebut lebih baik memperbaiki sistem pendidikan Indonesia, sehingga berita atau apapun ada science dan evidence based-nya.
Satu hal lagi adalah para awak media juga mengurangi berita yang banyak mitosnya. “Sekarang ini banyak tayangan mitos daripada yang ilmiah,” katanya. Belum lagi kejadian yang dikaitkan dengan karma.
Menurut Kasandra, kecelakaan Itu [tragedi pementasan Demian Aditya] jelas terjadi Karena salah perhitungan bukan karena karma atau karena mitos. ”Berita tersebut makin membodohkan masyarakat,” katanya.
Makanya menurut Kasandra, tak heran kalau masyakarat kita gampang takut, gampang dibodohin, gampang disetir,” katanya tegas.