TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati Kesehatan Nurlely Bethesda Sinaga menyayangkan kebanyakan orang tua lebih sering datang ke pos pelayanan terpadu (Posyandu) hanya pada saat anak kecil. Rata-rata, kata Nurlely, para orang tua ajak anaknya ke posyandu hanya hingga anak 1 tahun hingga maksimal 5 tahun. "Padahal pemantauan anak, selain ke posyandu, penting dilakukan hingga usia 18 tahun. Selama itu, anak berada dalam masa tumbuh kembang," katanya dalam acara Health and Nutrition Journalist Academy (HNJA) Kedua di Kantor Danone, Jakarta pada 3 Mei 2018. Baca: Gaya Jokowi dan Jaket-jaketnya, Mana Lebih Keren?
Menurut Nurlely, penting sekali bagi orang tua untuk memperhatikan grafik perkembangan si anak melalui Kurva pertumbuhan yang dinamakan "The Fenton Growth Chart". Dalam kurva ini terlihat seberapa berat dan tinggi badan yang seharusnya anak alami sesuai dengan usianya. "Penting pula mengukur lingkar kepala anak untuk mengetahui perkembangan otak anak," katanya.
Ia mengatakan berat dan tinggi badan anak bisa menjadi indikasi awal anak apakah mereka sehat, kurang gizi, atau juga kelebihan berat badan. Lingkar kepala pun terus dipantau apakah otak anak berkembang dengan sempurna atau mengalami hambatan. Baca: Apa Istimewanya Kopi Hitam Pahit? Intip Jawaban Hamish Daud
Bila berat badan dan tinggi anak kurang dari kurva Fenton sesuai usia yang seharusnya, bisa saja, mereka mengalami masalah stunting. Stunting adalah kondisi tubuh yang lebih pendek pada anak tidak hanya berdampak pada penampilan tetapi juga mengindikasikan masalah gizi yang serius. Permasalahan tidak hanya terjadi pada postur tubuh anak, namun juga otak anak. Perkembangan otak anak pun tidak sempurna sehingga mengakibatkan keterlambatan berpikir di antara anak seusianya.
Sebaliknya, bila berat badan anak dan tinggi badan anak terlalu tinggi dari besaran usia anak rata-rata, orang tua juga perlu curiga. Bisa saja anak mengalami kelebihan berat badan sehingga mengakibatkan masalah. "Bila anak terlalu tinggi, kemungkinan ada masalah juga," katanya. Baca: Selain Bikin Kaya, Racun Kalajengking Punya 5 Khasiat Ini
Nurlely mengatakan bila anak terlalu tinggi, bisa saja ia mengalami masalah gigantisme. Kasus gigantisme adalah masalah genetik yang mengakibatkan anak jauh lebih tinggi dibanding rata-rata anak seumurannya. "Ini masalah genetik. Penderita gigantisme bisa saja tingginya sampai dua meter lebih di usia 19 tahun," katanya.
Selain itu, bila anak terlalu tinggi dari rata-rata juga bisa terjadi karena ada tumor. Tumor di tubuh anak bisa mengakibatkan masalah hormon yang mengakibatkan anak lebih tumbuh lebih tinggi. "Semakin cepat diketahui, semakin cepat diobati dengan terapi hormon. Makanya bila ada kelainan anak dari grafiknya, sebaiknya konsultasikan ke dokter segera," katanya. Baca: Seks Mimpi Buruk Setiap Malam? Coba yang Satu Ini