TEMPO.CO, Jakarta – Ada berbagai macam obat yang dapat digunakan untuk mengobati depresi. Jika pasien depresi berobat ke psikiater, tentu perawatan yang dilakukan adalah terapi obat dan terapi psikologis atau psikoterapi. Beberapa rekomendasi pengobatan akan diberikan psikiater, tapi tidak semua pasien mendapatkan respons yang sama.
Beberapa pengobatan efektif tersedia untuk gangguan depresi. Antidepresan adalah obat yang bekerja untuk mengurangi gejalanya. Secara umum, semua antidepresan di pasaran berpotensi efektif mengobati penyakit ini.
Baca juga:
Makna Bentuk Interior Ruang pada Sebuah Bisnis, Simak Risetnya
Ingin Produktif Bekerja? Dengarkan Musik Tanpa Lirik
Selain Bikin Kaya, Racun Kalajengking Punya 5 Khasiat Ini
Seperti diberitakan WebMD, ahli kesehatan mental akan menentukan obat antidepresan kepada pasien berdasarkan beberapa faktor. Seperti gejala yang dialami pasien, obat lain yang sedang dikonsumsi, biaya perawatan yang ditentukan, dan efek samping yang potensial. Keberhasilan terapi ditentukan berbagai faktor, seperti tingkat depresi, riwayat depresi atau gangguan mental sebelumnya, dan gen bawaan seorang pasien.
Jika pasien tersebut pernah menjalani pengobatan depresi sebelumnya, biasanya psikiater akan meresepkan obat yang sama. Jika pasien memiliki riwayat depresi dari keluarganya, obat-obatan yang efektif bagi keluarganya akan dijadikan pertimbangan untuk pemilihan obat.
Menurut Andri, dokter spesialis kejiwaan di OMNI Hospitals, perbedaan yang biasanya dikaitkan dalam terapi depresi adalah kemampuan pasien untuk beradaptasi dengan obat yang diberikan. Pilihan dokter biasanya adalah obat yang mampu ditoleransi baik oleh pasien dan biasanya terbukti efektif dalam memperbaiki gejala depresi. Untuk sampai pada kondisi ini, dokter kerap harus mengubah pengobatan, bahkan pada minggu-minggu pertama.
Baca Juga:
Awalnya, pasien akan diberikan obat dengan dosis rendah. "Dosis akan ditingkatkan secara bertahap sampai peningkatan mulai terlihat, kecuali efek samping yang signifikan muncul," ujar dokter yang aktif di Twitter dengan akun @mbahndi ini.
Jika dalam terapi setelah dua minggu tidak ada pasien tidak membaik, dosis dinaikkan hingga optimal dengan mempertimbangkan efek samping yang potensial. Jika dalam waktu empat minggu dosis optimal tetap tidak menunjukkan hasil, diperlukan alternatif obat lain.
Pemilihan alternatif tersebut bertujuan mencapai fase pulih yang lebih cepat sehingga mampu mengembalikan fungsi pasien dengan lebih baik. Dengan terapi yang dijalankan, kualitas hidup pasien depresi diharapkan akan meningkat kembali.
MEDSCAPE | WEBMD | PSIKOSOMATIK.NET | ANGGIANDINI PARAMITA MANDARU