TEMPO.CO, Jakarta - Desainer Didiet Maulana telah melanglang buana untuk memperkenalkan kain tenun. Selama ini dia berkomitmen untuk memperkenalkan tenun ke seluruh lapisan masyarakat, bahkan untuk generasi milenial.
Cukup bangga, kini kain tenun tidak hanya untuk dikonsumsi masyarakat bukan hanya sebagai fashion komersil namun juga untuk korporasi. "Untuk itu, kami harus melakukan riset, untuk menemukan bagaimana kebutuhan korporasi, untuk menciptakan keindahan harus ada proses, " katanya.
Baca: Anak Muda Tak Bisa Menenun, Didiet Maulana Khawatir Budaya Hilang
Apalagi, menurut Didiet, melihat keindahan tenun tidak hamya proses akhirnya melainkan dari hulur ke hilir, atau dari proses pembuatan sampai dengan hasilnya.
Tenun Ikat Lamongan. inacraftmall.com
Sebelumnya, Didiet Maulana bekerja sama degan Bank Central Asia (BCA) untuk seragam dengan kain tenun. Berkolaborasi dengan Tenun Ikat Indonesia. BCA meluncurkan desain baru untuk seragam korporasi. Presiden Direktur Bank Central Asia Jahja Setiaatmadja menuturkan seragam bukan hanya seragam namun harus dapat memberikan makna yang lebih dalam. "Dari segi karyawan harus punya kebanggaan. Bukan seragam asal seragam, tapi mereka harus menyadari seragam tersebut didesain secara baik dan mendorong suatu loyalitas, " kata Jahja dalam konferensi pers, Senin 9 Juli 2018.
Baca: Soal Mode, Didiet Maulana: Jangan Sedikit-sedikit Tengok ke Barat
Lebih dari itu, dia mengatakan banyak hal yang diharapkan melalui kolaborasi tersebut, apalagi tenun menjadi ikon yang menjadi ciri khas Indonesia. "Justru karena kita memiliki potensi, ini menjadi kesempatan untuk mendorong (tenun), " katanya.
Sekelompok penenun sedang membuat tenun ikat dalam Festival Tenun Ikat di kota Waikabubak, Sumba Barat NTT, 8 Juli 2017. Keahlian membuat kain tenun biasanya diturunkan secara turun-temurun. ANTARA/Kornelis Kaha
Sebelumnya, kain batik sudah masif digaungkan, beberapa korporasi juga banyak yang memilih batik sebagai seragam mereka. "Kita harapkan tenun ikat terus ke depan dan semakin memperkaya produk Indonesia, sehingga negara lain tidak mudah mengklaim menjadi hasil karya mereka, " katanya.