TEMPO.CO, Jakarta - Ahli psikologi, Tika Bisono, menegaskan, penanganan trauma atau trauma healing sangat penting untuk mengembalikan kondisi psikologis para korban gempa di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Jokowi Minta Pengungsi Gempa Lombok Bangun Risha, Apa itu?
Menurut dia, upaya pemulihan kondisi kesehatan dan psikologis korban gempa sejalan dengan upaya banyak pihak. “Upaya tersebut harus diapresiasi karena penanganan korban gempa memang harus melibatkan banyak pihak,” kata dia, mengomentari program Trauma Healing Pertamina untuk korban gempa Lombok.
“Misalnya saja ketika itu mereka melihat cuaca gelap atau tanah turun. Nah ketika mereka melihat mendung, bisa saja mereka menjadi stres dan ketakutan. Itu yang harus dihilangkan,” jelas Tika dalam siaran pers yang diterima, di Jakarta, Rabu.
Ia juga mengapresiasi kepedulian PT Pertamina (Persero) membantu korban gempa Bumi di Pulau Lombok melalui trauma healing untuk memulihkan kesehatan dan sisi psikologis mereka.
ilustrasi trauma anak (pixabay.com)
Melalui Trauma Healing Pertamina, dia berharap bahwa korban gempa bisa melupakan trauma yang menghinggapi mereka, karena tidak mudah bagi mereka menghilangkan bayang-bayang yang pernah dialami pada saat kejadian.
Dalam Trauma Healing, PT Pertamina (Persero) menurunkan tim medis secara langsung untuk menangani pasien korban gempa. Lokasi yang disambangi yakni Dusun Terengan, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, yang merupakan wilayah terdampak parah gempa.
Baca juga: Hapus Trauma, Lembaga ini Lakukan Kunjungan Rumah
Dalam Trauma Healing ini, tim medis PT Pertamina (Persero) mendukung proses perawatan pasien korban gempa, baik perawatan fisik maupun psikologis. Berdasarkan temuan tim medis di lapangan, selain mengalami trauma kepala, trauma tulang, banyak juga korban gempa yang mengalami ketakutan psikis.
Selain pemulihan dari trauma, Pertamina juga menyalurkan bantuan ke lokasi-lokasi gempa. Bantuan berupa sembako, obat-obatan, dapur umum, dan mendirikan fasilitas mandi-cuci-kakus.