Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wasir Bisa Jadi Gejala Kanker Usus Besar, Apa Gejala Lain?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi sel kanker. shutterstock.com
Ilustrasi sel kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker usus besar merupakan penyakit kanker nomor tiga yang paling sering ditemui. Penderita kanker ini rata-rata tidak menyadari gejalanya, bahkan banyak yang mengira jika hal tersebut adalah penyakit wasir (buang air besar berdarah) biasa. Dokter Spesialis bedah dari Bethsaida Hospital Eko Priatno mengungkapkan bahwa ciri-ciri kanker usus besar adalah buang air besar (bab) berdarah yang sering dianggap sebagai wasir, perubahan pola BAB (diare atau bab dengan feses kecil-kecil), BAB tidak puas, serta nyeri pada anus.

Baca: Pakai Nanopartikel, Tes Darah Dapat Deteksi Kanker dalam 10 Menit

Menurut Eko, rata-rata penderita kanker usus besar baru datang pada dokter ketika stadium kanker sudah lanjut. Hal tersebut ditandai dengan perut buncit, kembung, tidak bisa BAB/kentut, muntah, berat badan menurun serta nyeri perut. "Kanker usus besar ini berawal dari polip atau kutil. Kalau tidak ditangani bisa berubah sifat dari jinak jadi ganas. Seringnya memang dianggap wasir padahal belum tentu," kata Eko dalam media gathering Bethsaida Hospital, Tangerang, Kamis 6 Desember 2018.

Eko mengatakan bahwa tingkat kepedulian masyarakat terhadap kesehatan masih rendah. Penyakit yang seharusnya bisa diobati sejak awal, malah dianggap sebagai sesuatu yang wajar. "Kalau di masyarakat, semua sakit perut dibilang maag. Kalau sakit perut bisa jadi tanda kanker usus besar terutama yang menyumbat usus. Kalau stadium awal memang tidak ada keluhannya," kata Eko.

Ia kemudian memberitahu cara paling simpel untuk mendeteksi kanker usus besar. Namun, langkah ini hanya berlaku jika tumor atau kanker berada di dekat anus. "Gejala kanker dan wasir memang mirip. Dia datang berobat ke mana pasti dibilang wasir. Untuk membedakannya adalah dengan cara colok dubur. Kalau kanker, pasti akan terasa keras dan ada tonjolannya. Kalau wasir, dia akan lembek. Tapi itu hanya bisa untuk kanker yang bagian bawah aja, 8 sentimeter dari anus. Ini pemeriksaan yang sangat penting dan simpel," kata Eko.

"Tidak perlu khawatir, kanker usus besar asal datang pada stadium awal," lanjutnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam menambahkan jenis kanker usus jika ditemukan pada stadium awal maka kemungkinan kanker untuk disembuhkan besar. "Kalau ketemunya stadium 1, stadium 1 itu tumor (bentuknya) belum terlalu besar, tidak menyebar di kelenjar getah bening, angka harapan hidup 5 tahunnya angkanya 92 persen," kata Ari usai mengisi acara seminar "Kanker Usus Besar Bisa Dicegah dan Diatasi dan Peluncuran Aplikasi Berbasis Android 'Apa Kata Dokter'" di Ruang Senat FKUI, Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 6 Desember 2018.

Baca: Pasien Kanker Perlu Makan Telur Sampai 6-7 Butir Per Hari

Ari menjelaskan ada enam gejala kanker usus besar sudah tumbuh yang perlu Anda ketahui; Pertama, saat buang air besar keluar darah atau berdarah. Kedua, pola buang air besar yang berubah-ubah, bisa terjadi diare atau sembelit secara bergantian. Ketiga, sakit perut yang berulang kali menyerang. Keempat, berat badan turun. Kelima, wajah menjadi pucat tanpa sebab. Keenam, adanya benjolan di bagian perut. "Kalau ketemu menemukan gejala ini, merupakan hal yang harus segera ditangani dan pergi ke dokter," kata Ari.

ANTARA | BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

22 jam lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

2 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

2 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

3 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

4 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

5 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.