TEMPO.CO, Jakarta - Pekan ASI Sedunia dirayakan antara 1-7 Agustus 2019. Ketua Umum Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) Ali Sungkar mengingatkan kontribusi ayah dalam merawat dan membesarkan anak bersama dengan sang ibu kini semakin meningkat. "Hal sangat baik untuk mempererat ikatan antara ayah dengan anak, juga perkembangan emosional sang ibu,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada Senin 5 Agustus 2019.
Menurutnya, dukungan penuh pasangan terhadap ibu seharusnya sudah dilakukan sejak masa kehamilan, persalinan, hingga enam bulan pertama kehadiran si bayi. Dukungan dari ayah akan membantu menurunkan risiko baby blues dan postpartum depression pada ibu yang baru melahirkan. “Mulai dari sejak ibu mengandung, ayah harus rajin mendampingi untuk pemeriksaan kehamilan atau antenatal care, supaya tahu juga perkembangan janin dan apa yang dibutuhkan si ibu," katanya.
Bahkan untuk mendekatkan emosional si ayah kepada bayi, Ali tidak segan untuk meminta para ayah mendampingi proses persalinan. "Biasanya, kalau proses persalinan normal, saya akan meminta ayahnya untuk memotong tali pusar,” kata Ali.
Lalu para ayah pun harus ikut mendampingi saat inisiasi menyusui dini (IMD), karena ini merupakan tahap penting yang juga menentukan kelancaran pemberian ASI. Dukungan ayah dalam enam bulan pertama kehadiran bayi juga sangat penting agar ibu bisa lancar memberikan ASI eksklusif. "Yang bisa dilakukan ayah sebetulnya banyak. Mulai dari menyiapkan tempat tidur bayi di malam hari dan membantu mengganti popok. Rajin memijat punggung ibu, atau disebut pijat oksitosin, juga membantu melancarkan ASI.”
Bertepatan dengan Pekan ASI Sedunia 2019, Royal Philips, pemimpin global dalam teknologi kesehatan serta solusi perawatan ibu dan anak, telah merilis data yang menunjukkan pentingnya peran pasangan dalam proses menyusui. Meskipun menyusui merupakan tugas alami seorang ibu, tetapi ibu menyusui tetap membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitarnya.
Hasil penelitian Philips Avent menunjukkan bahwa hampir semua ibu yang mengikuti survei menginginkan pasangannya terlibat dalam setiap aspek perawatan bayi mereka yang baru lahir. Di Indonesia sendiri, 58 persen ibu menginginkan pasangan mereka membantu menenangkan bayi saat malam, dan 63 persen ingin dibantu memberikan susu bayi di malam hari.
Untungnya, sebanyak 92 persen ayah di Indonesia mau membantu, tetapi ada beberapa area di mana mereka seharusnya bisa berbuat lebih banyak dalam mendukung ibu menyusui. Meskipun 70 persen pasangan terlibat dalam menjaga anak, kurang dari setengahnya, yaitu 46 persen ikut membantu membersihkan pompa ASI dan botol untuk memberi susu bayi. Selain itu hanya 56 persen ayah yang meluangkan waktunya mencari informasi cara tepat memberi susu dan makan bayi. Artinya, ada beberapa aspek merawat bayi yang tetap dibebankan hanya pada ibu dan menunjukkan perlu adanya edukasi bagi ayah mengenai cara mengurus anak.
Hal ini tercermin dalam hasil survei yang menunjukkan 96 persen ibu di Indonesia menginginkan informasi lebih banyak mengenai bagaimana pasangan dapat mendukung mereka selama menyusui. Mengedukasi para ayah mengenai manfaat menyusui dapat menggandakan kesempatan seorang bayi mendapatkan ASI eksklusif untuk 6 bulan pertama. Karenanya, hal ini sangat penting untuk dibahas dan dipertimbangkan oleh para orang tua baru.
Survei Philips Avent ini dilaksanakan di Indonesia, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru, Romania, Jerman, Brasil, Rusia, Perancis, Portugal, Spanyol, Belanda, dan Italia. Dari 14 negara yang disurvei, ayah di Indonesia mendapat nilai tertinggi dalam mendukung ibu menyusui, yaitu 8,99 dari 10. Angka ini diikuti oleh Australia (8,86) dan Selandia Baru (8,69). Nilai yang didapat para ayah Indonesia ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai global, yaitu 8,10.
Karena alasan inilah, dalam rangka Pekan ASI Sedunia, Philips Avent ingin mendukung usaha orang tua untuk terus memberikan ASI dengan mengangkat pentingnya dukungan lingkungan sekitar ibu menyusui, serta mendorong para ayah untuk mengambil peran lebih aktif dalam perjalanan menyusui. Ibu menyusui yang mendapatkan dukungan dari pasangannya memiliki kesempatan lebih besar untuk memulai dan melanjutkan menyusui lebih lama. Selain itu, keterlibatan sang ayah dalam proses menyusui akan meningkatkan ikatan antara ayah dan bayi paska persalinan. Peran aktif ayah dalam proses menyusui juga mengurangi kemungkinan terjadinya cognitive delay (keterbatasan fungsi mental) pada bayi dan mendorong penambahan berat badan pada bayi prematur.
Country General Manager Personal Health Philips Indonesia Yongky Sentosa mengatakan pada Pekan ASI Sedunia kali ini, Philips Avent ingin menggarisbawahi pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar ibu dan bayi. "Terutama peran aktif ayah dalam bulan-bulan awal kehidupan paska kelahiran,” kata Yongky. “Dukungan ini sangat penting bagi kelancaran pemberian ASI eksklusif pada enam bulan pertama, terlebih bagi para ibu bekerja. Karenanya, Philips Avent ingin mendorong para ayah untuk terlibat dalam perjalanan menyusui sang ibu, serta mempromosikan ikatan antara anak dengan ayahnya sejak dini.”