TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak pasti senang jika diberi hadiah. Entah boneka atau permen, tentu seluruhnya membuat hati bahagia. Meski demikian, tidak semua waktu tepat bagi orang tua untuk memberikan anak hadiah. Sebab, ada periode tertentu yang justru berdampak negatif bagi kehidupan anak di masa mendatang.
Salah satu waktu yang salah adalah saat orang tua berjanji memberikan hadiah kepada anak agar ia mau mengerjakan sesuatu. Misalnya, kalau anak mendapat nilai 100 dalam ujian, maka Anda akan mengajaknya berlibur ke luar negeri atau Anda akan lebih menyayangi anak jika ia berprestasi.
Menurut praktisi dan pengamat pendidikan Najelaa Shihab, hal tersebut bisa menumbuhkan motivasi eksternal sehingga anak tidak melakukan sesuatu sebagai bentuk tanggung jawab. “Anak hanya akan melakukan sesuatu karena ingin mendapatkan imbalan dari orang lain,” katanya dalam unggahan video berdurasi hampir empat menit di IGTV pribadinya @najelaashihab pada Jumat, 8 November 2019.
Lalu, kapan waktu yang tepat untuk memberi hadiah pada anak itu? Menurut Ella, sapaan Najelaa, sebaiknya hadiah diberikan saat anak membutuhkan dan bahkan sedang mengalami kegagalan. Sebab, ketika anak diberi hadiah atas keberhasilan saja, ia hanya akan berfokus pada label-label positif tentang dirinya.
Padahal menurut Ella, label positif justru sama bahayanya dengan label negatif. Sebab nantinya, anak akan bertumbuh pada menjadi orang yang tidak berfokus pada usaha. “Anak tidak melihat usaha sebagai tantangan, tetapi takut kehilangan sesuatu yang dijanjikan,” ungkapnya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | INSTAGRAM