TEMPO.CO, Jakarta - Sejak buka mata hingga beranjak tidur, remaja sekarang sangat bergantung pada gawai. Bahkan, beberapa di antaranya akan panik ketika ponsel ketinggalan di rumah. Ketergantungan ini membuat dampak buruk pada kehidupan sosial remaja itu sendiri.
Salah satu dampak buruk yang paling terlihat yakni kurang sosialisasi dengan teman sebaya secara nyata. Selain itu, ada beberapa dampak buruk lain yang dikhawatirkan terjadi pada remaja karena ketergantungan gawai seperti berikut ini.
#Tidak lagi memiliki persahabatan sejati secara nyata
Ini yang sering dikhawatirkan oleh orang tua jika anak tergantung pada gawai sepanjang hari. Kenyataannya, sebagian besar anak muda memperluas persahabatan dari dunia nyata ke dunia maya.
Persahabatan daring ini biasanya mencerminkan kualitas yang serupa dengan persahabatan nyata, plus bukti terbaru menunjukkan bahwa anak-anak yang secara teratur bersosialisasi daring juga secara teratur bersosialisasi di dunia nyata.
#Melakukan sesuatu yang sulit terpantau
Orang tua khawatir jika anak melihat hal-hal yang tidak seharusnya ketika berselancar di dunia maya atau bahkan yang terburuk menjadi korban dari pelecehan dan pembulian di dunia maya. Kenyataannya, penindasan dan pelecehan serta pembulian bukan hanya terjadi secara daring namun justru lebih banyak secara nyata di sekolah, atau di lingkungan bermain.
#Media sosial menyebabkan remaja menjadi cemas dan tertekan
Beberapa penelitian menunjukkan lebih banyak waktu dengan media sosial berkorelasi dengan lebih banyak masalah kesehatan mental. Gangguan tidur, emosional anak muda di media sosial diprediksi memberikan hasil yang lebih negatif. Tapi, perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah penggunaan media sosial membuat remaja lebih cemas atau apakah remaja cemas lebih mungkin untuk menggunakan internet lebih sering.
#Teknologi dan remaja adalah kombinasi yang buruk soal kualitas tidur
Remaja yang tergantung pada ponsel akan memiliki kualitas tidur yang buruk. Padahal, tidur sangat penting untuk pengaturan emosi, keberhasilan akademis, dan kesehatan fisik.
#Anak-anak tidak dapat fokus lagi
Kabar baiknya, penelitian laboratorium saat ini menunjukkan bahwa layar tidak secara fundamental mengubah kapasitas otak untuk memusatkan perhatian. Konon, anak-anak tidak tinggal di laboratorium. Mereka hidup dalam kehidupan nyata dengan ponsel di saku, yang membuat tarikan magnet perhatian anak-anak, membuat mereka cenderung bekerja untuk memusatkan perhatian pada hal-hal lain.
Penelitian jelas bahwa ada biaya kognitif untuk multitasking kebiasaan kita. Otak dibangun untuk satu hal pada satu waktu dan multitasking mengarah pada lebih banyak kesalahan, lebih sedikit retensi, lebih banyak kejernihan mental, dan meningkatkan distraksi.