Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Dedy Susanto, Siapa yang Berwenang Berikan Terapi Psikologi

image-gnews
Dedy Susanto. Instagram
Dedy Susanto. Instagram
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus yang membawa nama Dedy Susanto memang sedang menjadi topik hangat. Pasalnya, ia mengaku sebagai seorang psikolog. Dedy juga aktif di Instagram dan Youtube dengan membagikan berbagai kata-kata motivasi dan kegiatannya sebagai psikolog.

Sayangnya, kejanggalan mulai muncul saat selebgram Revina VT mencurigai gelar dan tak terdaftarnya Dedy di Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Terlebih, Revita juga membongkar banyak kasus pelecehan seksual yang dikerjakan Dedy selama memberikan terapi pada pasiennya.

Terlepas dari benar dan tidaknya hal tersebut, calon pasien yang ingin melakukan terapi tentu perlu memilih psikolog yang benar. Bagaimana cara mengetahuinya?

Psikolog dari Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim, mengatakan bahwa psikolog yang melakukan terapi haruslah menempuh pendidikan profesi psikolog. Itu berarti, bukan sekedar sekolah strata satu, dua, atau tiga psikologi saja.

“Karena ilmu psikologi itu banyak sekali. Misalnya, psikologi sains tidak bisa disebut psikolog. Jadi, hanya yang mengambil profesi psikolog saja yang bisa memberi terapi,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menambahkan hal ini, psikiater di Smart Mind Center Rumah Sakit Gading Pluit, Andreas Kurniawan, menjelaskan bahwa terapi psikologi juga bisa dikerjakan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater.

“Sama seperti psikolog, psikiater juga mendapatkan pelajaran ilmu psikologi dan berhadapan langsung dengan pasien sehingga memiliki kapabilitas untuk memberi terapi,” katanya saat ditemui di Perpustakaan Pusat Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2020.

Adapun, menurut Rose Mini, membuka praktek oleh para ahli untuk menjalankan terapi juga wajib memiliki izin dan terdaftar pada lembaga terkait.

“Memiliki SIP dan bergabung dalam asosiasi seperti HIMPSI penting karena kita bisa diawasi sehingga tidak melenceng dari kaidah ilmu yang dipelajari. Yang sudah mengikuti inilah yang sejatinya bisa memberikan terapi agar tepat di dalam jalur,” katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

5 hari lalu

Ilustrasi guru sedang berdiskusi dengan siswa sekolah.
Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.


Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

9 hari lalu

Ilustrasi pernikahan. Shutterstock
Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

Perhatikan hal ini sebelum menikah mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat biasanya multifaktor.


7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

12 hari lalu

Kecanduan judi online bisa membuat hidup berantakan. Ketahui cara menghentikan kejaduan judi online yang efektif berikut ini. Foto: Canva
7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

13 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

13 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

55 hari lalu

Queensland University of Technology, Australia. Gotoaustralia.com.au
Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).


Tips Hadapi Orang Tua Beracun dari Psikolog

57 hari lalu

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations
Tips Hadapi Orang Tua Beracun dari Psikolog

Sikap beracun orang tua sulit diubah. Lalu, bagaimana cara menghadapi hidup yang penuh tekanan dari orang tua? Berikut beberapa yang bisa dilakukan.


Mendidik Anak Memahami Puasa, Ini Saran Psikolog

58 hari lalu

Ilustrasi berbuka puasa. Shutterstock
Mendidik Anak Memahami Puasa, Ini Saran Psikolog

Pemahaman terkait makna puasa disertai penjelasan mengenai manfaat seperti kesehatan dan mengendalikan diri


Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

58 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.


Beda Perundungan dan Bercanda Menurut Psikolog

25 Februari 2024

Ilustrasi bullying. shutterstock.com
Beda Perundungan dan Bercanda Menurut Psikolog

Perbedaan mendasar antara perundungan dengan bercanda yakni pada niat atau intensi pelaku kepada korban. Begini penjelasannya.