Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bisa Sebabkan Kebutaan, Kenali Pemicu dan Faktor Risiko Glaukoma

image-gnews
ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Glaukoma merupakan salah satu momok penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Di Indonesia, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan pada 2019 menunjukan bahwa prevalensi pasien glaukoma sebesar 0,46 persen. Itu berarti, setiap 4-5 orang per 1.000 penduduk pasti mengidap glaukoma.

Dokter subspesialis glaukoma Widya Artini Wiyogo menjelaskan kerja indera penglihatan. Ia mengatakan bola mata manusia mengandung cairan yang berfungsi memberikan nutrisi organ-organ di dalamnya. Cairan ini diproduksi dan dikeluarkan dalam siklus yang seimbang sehingga tekanan bola mata tetap terjaga normal (rentang 10-21 mmHg). Sayangnya, bagi pasien glaukoma, peningkatan tekanan pada bola mata di atas 21 mmHg akan dialami.

“Ini dikarenakan ketidakseimbangan daur cairan (terjadi masalah di saluran pengeluaran) yang mengakibatkan naiknya tekanan pada bola mata,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo.co pada Senin, 16 Maret 2020.

Prof. DR. Dr. Widya Artini Wiyogo, SpM(K), Guru Besar FKUI. (Dok. JEC)

Ketua Layanan Glaukoma JEC Eye Hospitals & Clinics itu pun menjelaskan bahwa tekanan yang terus menerus terjadi bisa menyebabkan kerusakan saraf mata yang pada akhirnya menyempitkan lapang pandang hingga kebutaan total tanpa bisa disembuhkan.

“Tidak heran jika glaukoma dijuluki sebagai si pencuri penglihatan,” ungkapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai bentuk pencegahan, mengetahui faktor risiko agar segera mendapatkan pertolongan pun bisa dilakukan. Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan bahwa risiko glaukoma terbesar disebabkan oleh faktor keturunan.

“Usia 40 tahun dengan riwayat keluarga dengan glaukoma itu risikonya sembilan kali lipat,” jelasnya.

Selain itu, penderita minus dan hiperopia tinggi, mengidap penyakit degeneratif seperti diabetes melitus dan hipertensi, memiliki kelainan kardiovaskular, pernah terkena cedera mata, serta pengguna steroid jangka panjang menjadi faktor risiko glaukoma lain.

“Pendeteksian seawal dengan memahami faktor risiko diharapkan bisa menjadi langkah antisipasi,” tuturnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

19 hari lalu

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi
3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

Berikut tiga mitos terkait gerhana matahari dan penglihatan serta faktanya. Lindungi selalu mata saat menontonnnya.


4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

20 hari lalu

Warga lanjut usia memeriksakan matanya dalam pelayanan kesehatan gratis di Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (31/1). Pemeriksaan diberikan kepada kalangan warga lanjut usia kurang mampu untuk mencegah bertambahnya angka kebutaan di Indonesia, khususnya perkotaan. TEMPO/Tony Hartawan
4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.


Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

34 hari lalu

Visualisasi orang dengan glaukoma/JEC
Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

Pakar sebut Puasa Ramadan jadi momen tepat menghindari glaukoma dengan mengurangi makanan manis pemicu diabetes.


JEC Group Edukasi Dini Bahaya Glaukoma

35 hari lalu

JEC Group Edukasi Dini Bahaya Glaukoma

Dalam rangka memperingati pekan glaukoma sedunia, JEC Group mengadakan diskusi media dengan tema "Gerakan Sadar Glaukoma: Guna Menyelamatkan Kualitas Hidup Kita"


Tak Hanya Ukur Tekanan Mata, Cegah Glaukoma Penyebab Kedisabilitasan Bisa Dideteksi

37 hari lalu

Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia
Tak Hanya Ukur Tekanan Mata, Cegah Glaukoma Penyebab Kedisabilitasan Bisa Dideteksi

Salah satu faktor penyebab glaukoma sekunder adalah penyakit degeneratif.


Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

39 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

Ada beberapa gejala diabetes yang terdeteksi di mata dan bila didiamkan akan menyebabkan kehilangan penglihatan.


Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

41 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. Shutterstock
Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

Dokter mata menyebut sejumlah faktor risiko yang dapat memperparah kondisi glaukoma, seperti faktor usia dan penyakit vaskular.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

41 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Cara Mengatasi Mata Merah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

43 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Cara Mengatasi Mata Merah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Dokter memberikan tips mengatasi mata merah. Namun bila tak juga sembuh maka harus diperiksakan ke dokter mata karena efeknya bisa serius.


5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

43 hari lalu

Ilustrasi mata gatal atau mata merah. shutterstock.com
5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

Ketika mata mengalami iritasi, pembuluh darah halus di bagian putih mata membengkak. Saat terjadi, maka tampaklah mata merah.