TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK seiring dengan pandemi Covid-19 tentu perlu mendapat dukungan penuh. Sayangnya, masih minim pengetahuan masyarakat tentang cara benar memberi semangat pasangan yang dalam masa terpuruk.
Psikolog Retno Dewanti Purba mengatakan bahwa setidaknya ada tiga kesalahan utama yang sering dilakukan dalam menghibur pasangan korban PHK. Agar tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga justru membuat pasangan sakit hati, ia pun menjabarkan kelalaian yang wajib dihindari.
Pertama ialah menyalahkan meski dalam bahasa yang halus. Secara tidak sadar, banyak orang yang menyindir sebagai luapan emosi diri sendiri. Misalnya dengan mengatakan ‘kita masih punya tanggungan ini’ atau ‘Anda kan pintar, kok bisa?’. “Pernyataan-pernyataan yang melemahkan seperti itu harus dihindari karena korban pasti sudah menyadari hal tersebut. Hindari tekanan seperti ini agar tidak membuatnya semakin stres,” katanya dalam R&R Talks Sesi 2 #NgobrolPakaiHati pada Rabu, 20 Mei 2020.
Kesalahan lainnya juga tercermin dari banyaknya nasehat yang dilontarkan pasangan. Memang, ini tidak sepenuhnya salah. Namun seringkali, yang dibutuhkan korban PHK bukan saja masukan Anda tapi lebih kepada orang yang mau mendengarkan keluh kesahnya. “Jadi saat diberi tahu kalau suami atau istri kena PHK, jangan sekali-kali langsung ceramah A sampai Z. Itu bukan yang dibutuhkan sekarang. Tapi bagaimana Anda diam dan menyediakan telinga sebagai pendengar yang baik,” katanya.
Terakhir, setiap orang juga sering memberikan berbagai penghiburan yang padahal tidak dibutuhkan. Dalam hal ini, Retno mengajak agar pasangan mengerti bahasa isyarat dari kebutuhan untuk menenangkan orang tersayang.
Misalnya, ada pasangan yang merasa tenang jika dipeluk. Ada pula yang merasa aman jika ditinggal diam untuk sementara waktu. “Kenali apa yang dibutuhkan pasangan, bukan langsung memberi hiburan begitu saja. Karena di titik rendah akibat PHK itu, dia membutuhkan dukungan terbaik Anda,” katanya.