TEMPO.CO, Jakarta - Mengelola stres dengan baik sebagai bagian dari upaya menjaga kekebalan tubuh untuk mencegah infeksi virus corona baru penyebab COVID-19. Begitu kata Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), Moh. Adib Khumaidi, Sp.OT.
"Cara menjaga daya tahan tubuh, salah satunya kita benar-benar cukup istirahat dan bisa mengelola stres," katanya dalam seminar virtual yang mengusung tema "Tangguh Hadapi "New Normal" bersama H2 Cordyceps" di Jakarta, Rabu, 1 Juli 2020.
Adib mengatakan mengelola stres dapat dilakukan dengan meluangkan waktu untuk melakukan perawatan diri dan kegemaran seperti membaca buku. Dia mengatakan harus ada relaksasi yang membuat diri nyaman dan tenang.
"Kalau terlalu stres, maka kita rentan terkena penyakit," katanya.
Dalam menyikapi normal baru atau new normal, Adib mengatakan tidak perlu panik dengan reaksi berlebihan karena dapat mempengaruhi daya tahan tubuh. Selain melakukan protokol kesehatan, masyarakat senantiasa menjaga pola hidup sehat dan bersih serta memperkuat daya tahan tubuh.
"Menjaga daya tahan tubuh harus dilakukan terus menerus," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Adib berbagi kiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, yakni cukup istirahat dengan durasi 7-9 jam etiap malam, mengelola stres, makan makanan bergizi, termasuk sayuran dan buah-buahan yang kaya nutrisi, berolahraga, dan tidak bekerja berlebihan sampai melewatkan istirahat di malam hari.
Ketika sistem imun tubuh menurun, dapat dikenali dari tanda-tanda seperti flu, demam dan batuk yang sering, kelelahan kronis, alergi musiman atau asma, kadar gula darah tinggi, kesulitan bangun di pagi hari, sembelit, sensitif terhadap banyak makanan, serta sulit tidur.
Adapun, hal-hal yang dapat melemahkan daya tahan tubuh antara lain merokok, stres, kurang olahraga atau bergerak, diet tidak sehat sampai dehidrasi, terlalu capek, serta kurang tidur.
"Hal-hal yang dapat membuat sistem imunitas menurun tersebut harus dihindari agar tubuh tidak rentan terhadap penyakit," paparnya.