TEMPO.CO, Jakarta - Banyak yang percaya COVID-19 menyerang terutama orang-orang tua. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Daeng M Faqih, pun menyoroti sejumlah fakta di lapangan terkait respons anak-anak muda dalam menghadapi pandemi COVID-19. Salah satunya ketidakpercayaan bisa tertular penyakit akibat virus corona baru itu.
Dia mengutip data survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 tentang perilaku masyarakat di masa pandemi COVID-19 yang menuturkan sebanyak 17 dari 100 responden yang masih tidak percaya bisa terkena COVID-19 ini berasal dari kelompok usia 17-30 tahun.
"Yang percaya COVID-19 tidak ada, tidak mungkin menular banyak di usia muda yang banyak berhubungan dengan orang karena mobilitas tinggi, banyak berhubungan dengan orang karena terikat dengan internet. Ini sangat disayangkan, masyarakat kita masih ada saja yang bahkan tidak percaya COVID-19 itu ada," ujarnyaa dalam peluncuran kampanye #PesanPemuda (Program Edukasi Perilaku Hidup Bersih Sehat dari dan untuk untuk Pemuda), Rabu, 28 Oktober 2020.
Di sisi lain, Daeng juga menyinggung protokol kesehatan yang belum masyarakat Indonesia terapkan secara menyeluruh dengan berbagai alasan. Namun, umumnya karena tidak ada sanksi (lebih dari 55 persen) dan menganggu pekerjaan (33 persen).
Menurut data BPS, orang masih enggan menerapkan protokol kesehatan, seperti #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan, juga karena alasan tidak ada kejadian penderita COVID-19 di lingkungan sekitar mereka (33 persen), harga masker dan cairan pembersih tangan yang cenderung mahal (23 persen), dan mengikuti orang lain yang tak menerapkan protokol kesehatan (21 persen).
Sejalan dengan temuan BPS ini, dokter Nadia Alaydrus mengatakan merasa imunitas tubuh lebih baik juga menjadi alasan kalangan pemuda tidak menerapkan protokol kesehatan.
"Memang anak muda masih banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan itu karena merasa imunitas lebih baik sehingga tidak mudah tertular," ujarnya.
Nadia tak menampik, rasa jenuh dan ingin kembali ke masa normal sebelum pandemi dirasakan sebagian masyarakat, termasuk kalangan muda, sehingga juga menjadi alasan enggan mematuhi protokol kesehatan.
*Ini adalah konten kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.