TEMPO.CO, Jakarta - Multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) termasuk kasus jarang, diperkirakan terjadi pada 0,14 persen anak yang terkena Covid-19. Meski demikian, MIS-C dapat menyebabkan kondisi kritis, hingga menyebabkan kematian.
MIS-C karena Covid-19 yang dialami sejumlah anak di Amerika Serikat membuat orang tua khawatir. MIS-C membuat anak-anak mengalami gejala berat ketika terinfeksi Covid-19.
Kandidat PhD bidang Sains Kedokteran Universitas Kobe, Adam Prabata, menjelaskan MIS-C adalah kondisi banyak organ tubuh yang mengalami peradangan, yang terjadi pada anak saat terinfeksi Covid-19. Menurut CDC, organ tubuh yang mengalami peradangan antara lain jantung, kulit, paru-paru, otak, saluran cerna, ginjal, dan mata.
Keluhan MIS-C berupa demam, nyeri perut, muntah, diare, nyeri leher, kemerahan di kulit, mata merah, dan rasa lelah. Anak-anak dapat mengalami gejala yang berbeda.
Yang perlu dikhawatirkan atau terbilang dalam kondisi gawat darurat ketika anak kesulitan bernapas, nyeri atau rasa tertekan di dada yang tidak hilang, kebingungan, tidak bisa bangun, atau tidak bisa terjaga. Kemudian kulit, kuku, dan bibir berwarna pucat atau kebiruan, serta nyeri perut berat.
Baca juga: Salah Kaprah soal Tes Covid-19, Bagaimana Faktanya?
Apabila anak mengalami gejala tersebut dianjurkan segera dibawa ke IGD terdekat. Sementara kriteria anak dinyatakan MIS-C ketika mengalami demam lebih dari 24 jam, peningkatan penanda inflamasi, disfungsi multi-organ seperti pada jantung, kulit, saluran cerna, ginjal, pernapasan, darah, atau saraf.
Kriteria selanjutnya yakni hasil PCR atau tes antibodi positif. Bisa juga mengalami kontak erat dengan pasien Covid-19 dalam empat minggu sebelum gejala muncul. Juga, tidak ada alternatif diagnosis yang meyakinkan.
"MIS-C terjadi mayoritas pada 2-6 Minggu setelah infeksi Covid-19," kata Adam.
Mayoritas yang mengalami MIS-C merupakan anak usia sekolah, yakni 8 tahun. Namun MIS-C juga tercatat ditemukan pada semua usia anak, bahkan hingga dewasa muda, yakni 0-20 tahun, 66-73 persen anak yang mengalami MIS-C sebelumnya dalam keadaan sehat.
Setidaknya 64-80 persen anak dengan MIS-C masuk ICU. Sebanyak 13-30 persen anak butuh alat bantu pernapasan, 42-48 persen membutuhkan obat untuk meningkatkan tekanan darah, dan 2-4 persen anak dengan MIS-C meninggal dunia.
Oleh karena itu deteksi dini dan penanganan sesegera mungkin dinilai sangat penting. Pencegahan pun menjadi hal yang utama.
"Cegah anak dan anggota keluarga lainnya agar tidak terkena Covid-19 dengan melakukan protokol kesehatan semaksimal mungkin," tegasnya.