TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan menemukan infeksi virus corona memiliki banyak gejala, bahkan, berapa gejala yang sangat jarang. Mengutip dari Prevention, saat pandemi Covid-19 pertama kali melanda, pejabat kesehatan masyarakat hanya mencantumkan tiga tanda penyakit yang harus diwaspadai, yakni demam, batuk, dan sesak napas.
Namun, ada gejala lain yang tampak seperti rasa sakit dan dengung di telinga atau Tinnitus. Tinnitus adalah suatu kondisi yang menyebabkan telinga berdenging, menderu, atau berdengung, juga dikaitkan dengan gejala Covid-19, terkadang dengan konsekuensi yang membahayakan.
Apakah sakit telinga merupakan gejala Covid-19? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak mencantumkan sakit telinga sebagai gejala virus corona dan gejala telinga tidak secara rutin ditanyakan sebagai bagian dari pertanyaan skrining Covid-19 di Amerika Serikat. Namun, dokter setuju mungkin saja sakit telinga akibat Covid-19.
“Namun, kami tidak tahu sejauh mana keberadaan virus dapat menyebabkan gejala pendengaran. Dengan kata lain, SARS-CoV-2 mungkin ada, tetapi tidak menyebabkan gejala yang terlihat,” ungkap Kozin.
Ada beberapa teori terkait sakit telinga yang muncul akibat Covid-19, yakni gejala pendengaran, kemungkinan besar disebabkan oleh peradangan sekunder pada saluran napas bagian atas yang meliputi hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, dan pita suara.
Baca juga: Awas, Biduran dan Jari Bengkak Bisa Jadi Gejala Covid-19
“Covid-19 juga dapat menyebabkan peradangan di sinus, bagian belakang tenggorokan, dan saluran eustachius (yang menyebar dari telinga tengah ke tenggorokan bagian atas dan belakang rongga hidung). Itu bisa menyebabkan ketidaknyamanan di telinga,” kata Dr. Adalja.
Bisakah gangguan telinga atau tinnitus juga menjadi gejala Covid-19? Tinnitus bisa lembut, keras, dan bernada tinggi atau rendah, menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD). Suara tersebut menandakan ada sesuatu yang salah dalam sistem pendengaran dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk:
-Kotoran menghalangi saluran telinga.
-Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
-Infeksi telinga dan sinus.
-Penyakit jantung atau pembuluh darah.
-Penyakit Ménière
-Tumor otak
-Perubahan hormon pada wanita.
-Kelainan tiroid
Tinnitus mungkin merupakan gejala Covid-19 yang jarang. Artinya, tidak banyak terjadi tapi bisa saja. Terlepas dari seberapa umum tinnitus berasal dari Covid-19, para ahli mengatakan tampaknya ada kaitannya.
“Kami tahu virus corona tidak hanya mempengaruhi paru-paru tetapi juga sistem saraf pusat, otak, dan organ lain.Terkait gejala telinga, Covid-19 berpotensi mempengaruhi saraf di sistem vestibular, termasuk telinga bagian dalam dan otak,” ungkapnya.