TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, dr. Yudhi Wibowo, mengatakan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan COVID-19 harus ditingkatkan seiring munculnya varian baru.
"Kami dari Tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran (FK) Unsoed Purwokerto melaksanakan kegiatan sosialisasi. Tujuan utama dari kegiatan tersebut untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat karena informasi tentang COVID-19 sangat dinamis," kata Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat FK Unsoed itu.
Setelah pengetahuan cukup kuat, masyarakat dengan kesadarannya diharapkan dapat mempraktikkan cara pencegahan serta ikut bersama dengan pemerintah dan semua pihak dalam penanggulangan COVID-19.
"Karena pandemi COVID-19 itu memang tanggung jawab kolektif sebetulnya, tidak bisa semata-mata diserahkan sepenuhnya ke pemerintah. Akan kesulitan kalau tidak didukung semua pihak, termasuk masyarakat," jelasnya.
Terkait dengan perkembangan varian baru, Yudhi mengatakan COVID-19 varian Delta atau B1617.2 diketahui sangat mudah menular dan dikatakan cukup fatal. Selain itu, varian Delta juga tidak terdeteksi dengan alat pemeriksaan standar berupa PCR (Polymerase Chain Reaction).
"Oleh karena mudah menular, saran yang perlu dilakukan oleh semua masyarakat itu sebaiknya menggunakan masker dobel karena kami ingin memberikan contoh menggunakan masker dobel sesuai dengan rekomendasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang diacu di banyak negara," katanya.
Dalam hal ini, penggunaan masker dobel terdiri atas lapis pertama atau bagian dalam memakai masker bedah, sedangkan yang kedua berupa masker kain tiga lapis. Ia mengatakan selain menggunakan masker dobel, upaya pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara membatasi mobilitas, terutama ke daerah-daerah dengan kasus yang sedang meledak, seperti Kudus, daerah pantai utara Jawa, bahkan informasinya sudah sampai Jakarta.
"Kita sebenarnya kemarin sudah dekat, di Cilacap sempat ada (varian Delta). Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan mobilitas dari dan ke daerah yang memang ada kasus itu, paling tidak sampai kasus itu terbukti negatif," ujarnya.
Terkait dengan Hari Raya Idul Adha yang dalam beberapa pekan ke depan, Yudhi mengatakan berdasarkan pemberitaan, hal itu sudah menjadi fokus perhatian pemerintah pusat sehingga kemungkinan akan ada pembatasan-pembatasan.
"Yang saya tahu, Juli nanti sudah ada pengetatan yang jauh lebih ketat lagi untuk menekan lonjakan (COVID-19), karena khawatir ada varian Delta tadi. Kalau pergerakan massa tidak diatur, ditambah ada varian baru ini, tampaknya bisa melonjak kasusnya, makanya pemerintah mengantisipasi itu," katanya.
Baca juga: Gejala dan Bahaya Covid-19 Varian Delta yang Perlu Diwaspadai