TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat perlu mewaspadai Covid-19 varian Delta yang menular lebih cepat. Karakter Covid-19 varian Delta yang berasal dari India itu dapat menular dalam hitungan detik, tanpa kontak erat dalam durasi tertentu, bahkan hanya dengan berpapasan.
Sebelum muncul kekhawatiran lebih dalam, ada baiknya kita menilik data rasio tingkat fatal Covid-19 varian Delta dengan jenis lainnya, yakni Alpha dan Beta. Covid-19 varian Alpha dan Beta pernah mewabah di Inggris beberapa waktu lalu.
Dokter Adam Prabata menjelaskan dari sisi rasio fatal atau kematian, Covid-19 varian Delta tidak lebih mematikan dari Covid-19 varian Alpha dan Beta. "Jangan asal klaim dulu kalau varian Delta ini lebih mematikan," tulis Adam di akun Twitternya.
Adam merujuk hasil penelitian di Inggris yang menunjukkan tingkat kefatalan tiga jenis varian Covid-19 itu. Covid-19 varian Delta mengakibatkan tingkat kematian sebesar 0,3 persen, Covid-19 varian Alpha 1,9 persen, dan Covid-19 varian Beta 1,5 persen. Mereka yang terinfeksi Covid-19 varian Delta, ada yang belum divaksin, sudah untuk dosis pertama, dan komplet.
Kasus Covid-19 varian Delta di Inggris mencapai 92.029 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 53.882 orang belum mendapatkan vaksinasi, 6.242 orang sudah divaksinasi dosis pertama dalam kurung waktu kurang dari 21 hari, dan 13.715 orang sudah disuntik vaksin pertama dosis lebih dari 21 hari. Ada pula 7.235 orang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.
"Klaim Covid-19 varian Delta lebih mematikan belum terbukti," katanya. Sebab itu, Adam mengingatkan masyarakat disiplin protokol kesehatan agar tidak tertular.
#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker
Baca juga:
Mengenal Covid-19 Varian Delta dan Gejala-Gejalanya