TEMPO.CO, Jakarta - Perut keroncongan atau berbunyi ketika lapar adalah sesuatu yang lumrah terjadi. Menurut laporan The Times of India, keroncongan adalah suara yang tak benar-benar berasal dari perut. Suara itu muncul ketika adanya gas yang berlebihan dan bergerak bolak-balik di usus.
Suara keroncongan biasanya muncul ketika tengah lapar dan kadar gula darah mulai menurun. Suara itu mengindikasikan bahwa kita perlu makan untuk membantu usus mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dari darah. Ketika sudah memakan sesuatu, sistem pencernaan seketika akan fokus menyerap makanan.
Meskipun perut keroncongan umumnya dikaitkan dengan rasa lapar, Scientific American menyebutkan bahwa suara itu bisa terjadi kapan saja. Baik ketika perut kosong maupun penuh. Selain dari perut, suara geraman juga kerap terdengar dari usus kecil.
Suara keroncongan melibatkan aktivitas otot di perut dan usus kecil. Secara umum, saluran cerna memiliki rongga dan membentang dari mulut ke anus. Adapun penyusun utama dindingnya ialah lapisan otot polos. Ketika dinding itu diaktifkan dan menekan isi saluran cerna untuk mencampur dan mendorong makanan, gas dan cairan melalui perut dan usus kecil. Aktivitas itulah yang menghasilkan suara gemuruh.
Tekanan pada dinding otot itu disebut dengan peristaltik. Peristaltik melibatkan cincin kontraksi yang bergerak menjauhi rongga mulut menuju anus. Masih menurut Scientific American, pembangkitan gelombang peristaltik dihasilkan dari fluktuasi ritmis potensial listrik di sel otot polos, yang akan menyebabkan otot berkontraksi. Fluktuasi ini merupakan hasil dari aktivitas yang melekat pada sistem saraf enterik, di dinding usus. Akibatnya, sel-sel otot lambung dan usus kecil menjadi aktif.
Kecepatan dan kekuatan peristaltik biasanya meningkat seiring dengan adanya makanan. Meski demikian, aktivitas juga meningkat apabila lambung dan usus kecil sudah kosong selama kurang lebih dua jam. Reseptor di dinding perut akan merasakan tidak adanya makanan, sehingga terjadilah generasi refleks gelombang aktivitas listrik di sistem saraf enterik.
Migrasi kompleks mioelektrik berjalan di sepanjang perut dan usus kecil. Akibatnya, ada kontraksi rasa lapar yang dimulai di antrum atau daerah yang lebih rendah, ke lambung hingga menyebar di sepanjang usus. Kemudian menyapu ke ileum terminal. Seluruh isi perut pun dibersihkan, seperti lendir, sisa bahan makanan dan bakteri, serta menjaganya agar tak terakumulasi di satu tempat.
Melansir laman Huffington Post, meskipun perut keroncongan biasa terdengar dan dikaitkan dengan rasa lapar, namun sebenarnya bunyi itu bisa terjadi kapan saja. Bahkan ketika perut kenyang.
“Saya tidak 100 persen yakin bahwa perut keroncongan ini secara sempurna berhubungan dengan rasa lapar yang berkepanjangan,” begitu kata Zane Andrews yang merupakan seorang profesor fisiologi dan ahli saraf di Monash University, sebagaimana dikutip Tempo dari laman The Huffington Post Australia. Sebaliknya, Andrews mengaitkan suara keroncongan dengan proses mencerna makanan.
ANNISA FEBIOLA
Baca juga: Mengapa Perut Keroncongan Bisa Memicu Rasa Marah? Ini Penjelasannya