Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenali Toxic Relationship, Tanda-Tandanya, dan Cara Menghadapinya

Reporter

image-gnews
Istilah toxic relationship mengacu pada sebuah hubungan yang tidak sehat dan ditandai dengan berbagai perilaku 'beracun' yang punya potensi merusak fisik dan mental diri sendiri atau pasangan. (Foto: Canva)
Istilah toxic relationship mengacu pada sebuah hubungan yang tidak sehat dan ditandai dengan berbagai perilaku 'beracun' yang punya potensi merusak fisik dan mental diri sendiri atau pasangan. (Foto: Canva)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaToxic relationship atau hubungan beracun adalah istilah untuk menjuluki suatu hubungan yang membuat salah satu atau orang-orang yang berada di dalamnya resah, tidak nyaman, tidak dihargai, tidak didukung, hingga cemas. Pada dasarnya, hubungan yang membuat Anda merasa jauh lebih buruk ketimbang baik karena terlibat di dalamnya.

Hubungan yang beracun tidak hanya terjadi dalam konteks hubungan percintaan, tetapi juga dapat bermakna hubungan di keluarga, hubungan profesional, maupun hubungan pertemanan. Selama Anda merasa terancam saat berada dalam sebuah hubungan, baik secara fisik, emosional, maupun psikologi, Anda bisa jadi terlibat dalam toxic relationship.

Suatu hubungan dapat dikatakan tidak baik jika seseorang di dalamnya kerap kali menyakiti Anda dengan ucapan, perlakuan, maupun hal-hal yang tidak mereka ucapkan atau lakukan.

Hubungan yang di dalamnya terdapat unsur kekerasan baik fisik maupun lisan dapat diklasifikasikan sebagai toxic. Namun, ada beberapa tanda-tanda lain yang mengindikasikan sebuah toxic relationship menurut laman Verywell Mind, di antaranya adalah:

  1. Anda lebih banyak memberi ketimbang menerima dan hal ini membuat Anda merasa tidak dihargai
  2. Anda kerap merasa dipermalukan
  3. Anda merasa tidak percaya diri
  4. Anda merasa marah, frustrasi, dan terkuras secara emosional
  5. Anda dan pasangan, keluarga, atau teman Anda kerap memicu satu sama lain untuk bersikap tidak baik
  6. Presensi mereka membuat Anda merasa tidak aman
  7. Anda selalu disalahkan untuk hal-hal yang membuat mereka marah atau sedih dan membuat Anda merasa bersalah

Untuk menentukan apakah sebuah hubungan dapat dikategorikan sebagai toxic relationship, Anda harus membandingkannya dengan hal-hal positif yang dapat Anda dapatkan dari hubungan tersebut.

Jika partner Anda membuat Anda merasa aman, senang, dihargai, dan dicintai, bisa jadi itu merupakan hubungan yang pantas diperjuangkan. Pada dasarnya, sebuah hubungan mengalami banyak masalah dan kendala, sehingga Anda dan partner harus dapat membangun kepercayaan, pemahaman, dan batasan masing-masing.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cara untuk menghadapi toxic relationship dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut:

  1. Berdiskusi bersama partner Anda mengenai kekhawatiran dan perasaan Anda. 
  2. Jika sedang menghadapi masalah, bicarakan baik-baik dengan partner Anda sehingga Anda tahu jalan keluar yang dapat menguntungkan kedua belah pihak
  3. Batasi interaksi Anda bersama orang-orang yang dapat membuat Anda marah, frustrasi, atau sedih
  4. Berusaha untuk membela diri ketika situasi yang tidak mengenakkan terulang kembali

Ketika Anda terlibat dalam suatu hubungan, prioritaskan kesehatan dan kebaikan diri sendiri. Jika Anda merasa sudah cukup terlibat dalam toxic relationship, pertimbangkan untuk menjauhkan diri dari partner Anda atau putuskan hubungan tersebut. "Segera cari bantuan jika kekerasan secara fisik maupun verbal sudah terjadi," tulis Direktur Kesehatan Wanita pada Family Health Associates, Carly Snyder.

DINA OKTAFERIA 

Baca: Toxic Relationship Bersifat Merusak Terutama Kesehatan Mental

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

21 jam lalu

Polisi tetapkan empat orang warga sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan saat mahasiswa Unpam gelar doa rosario, Selasa 7 Mei 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

YLBHI dan LBH Jakarta mengecam diskriminasi dan kekerasan oleh kelompok intoleran kepada sejumlah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang.


Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

21 jam lalu

Polisi tetapkan empat orang warga sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan saat mahasiswa Unpam gelar doa rosario, Selasa 7 Mei 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

Menurutnya, kasus kekerasan seperti yang dialami mahasiswa Universitas Pamulang tidak boleh terjadi di Indonesia yang menjunjung tinggi pancasila.


Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

1 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menghadirkan pelaku pembunuhan taruna STIP Marunda, Jakarta Utara, berinisial TRS dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: ANTARA/Mario Sofia Nasution
Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.


Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

1 hari lalu

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?


5 Fakta Kematian Mahasiswa STIP Jakarta yang Dianiaya Senior

1 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menghadirkan pelaku pembunuhan taruna STIP Marunda, Jakarta Utara, berinisial TRS dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: ANTARA/Mario Sofia Nasution
5 Fakta Kematian Mahasiswa STIP Jakarta yang Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Jakarta dengan pangkat taruna tingkat satu meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Berikut sederet faktanya.


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

3 hari lalu

Ilustrasi anak kecil pacaran. huffpost.com
Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

4 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?