Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kaitan Gangguan Irama Jantung dan Stroke

Reporter

image-gnews
Ilustrasi stroke. bbc.com
Ilustrasi stroke. bbc.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis saraf Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Rakhmad Hidayat, mengatakan, penyebab gangguan irama jantung antara lain faktor genetik, sinyal elektrik jantung tidak normal, dan perubahan jaringan jantung normal. Menurutnya, angka kejadian stroke iskemik pada pasien aritmia lebih tinggi lima kali lipat.

Hubungan aritmia dan stroke diawali adanya gangguan kontraksi jantung sehingga membuat aliran darah menjadi tertahan. Aliran darah yang tertahan akan membentuk gumpalan (tromboemboli) yang dapat terbawa ke otak, menyumbat pembuluh darah di otak dan akhirnya menyebabkan stroke.

Stroke juga dapat memicu terjadinya aritmia. Rakhmad mengatakan kerusakan pada jaringan otak mempengaruhi sistem saraf autonom pada tubuh yang mengatur irama dan laju jantung. Kematian sel otak juga dapat merangsang respons peradangan umum tubuh yang memicu aritmia.

"Aritmia ditemukan lebih banyak pada stroke yang melibatkan otak sisi kanan dan area insula pada otak," tutur Rakhmad.

Ada sejumlah cara untuk membantu pasien artimia terhindar dari stroke, antara lain gaya hidup sehat seperti tidak merokok, menghindari minuman beralkohol, makanan yang berlemak dan mengandung natrium tinggi. Mereka juga disarankan melakukan olahraga rutin, mengontrol tekanan darah dan gula darah, menjaga berat badan agar ideal, serta rutin meminum obat yang diresepkan oleh dokter.

Beberapa obat yang mungkin diresepkan dapat termasuk untuk memperbaiki irama dan laju jantung, misalnya obat laju jantung, irama jantung (digoksin), atau obat yang mencegah penggumpalan darah, yaitu pengencer darah (aspirin atau warfarin).

Spesialis jantung dan pembuluh darah RSUI, dr. Hermawan, Sp.JP(K)-FIHA, mengatakan pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular, khususnya stroke iskemik (thrombo-embolic stroke), membutuhkan pemantauan irama jantung secara berkesinambungan. Namun, irama ini seringkali tidak terdeteksi melalui pemeriksaan sesaat atau bahkan dengan modalitas yang ada saat ini karena memiliki keterbatasan waktu rekam, harga yang mahal, serta tindakan yang invasif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh karena itu, pemantauan kesehatan jarak jauh atau tele-health monitoring menggunakan alat yang terpasang (handheld device) berbasis Internet of Things (IoT) dikatakan dapat menjadi alternatif melawan keterbatasan ini.

"Mungkin dapat menjadi alternatif jangka panjang yang tidak terbatas dalam mendeteksi adanya gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium yang telah diketahui meningkatkan risiko stroke iskemik hingga empat kali lipat," tutur Hermawan.

Tidak hanya itu, pemanfaatan tele-health monitoring juga bisa diterapkan pada atlet dengan latihan fisik berat. Kondisi tersebut berhubungan dengan risiko terjadinya serangan jantung serta gangguan irama jantung mendadak dan berbahaya sehingga dapat menyebabkan kematian.

Menurut Hermawan, di era pandemi COVID-19 dan kemajuan teknologi saat ini telemedisin menjadi suatu keniscayaan. Fasilitas ini meningkatkan ketepatan dan kecepatan proses diagnosis dan konsultasi medis dan fasilitas kesehatan lain pada area di mana terdapat kekurangan tenaga kesehatan dengan kualifikasi khusus. Meski demikian, dia menegaskan fasilitas itu tidak bertujuan untuk menggantikan praktik klinik yang sudah ada melainkan untuk membantu pasien melakukan deteksi dini, meningkatkan kewaspadaan, memantau kesehatan dan pengobatan secara mandiri, serta membantu dokter dalam memberikan keputusan klinis terbaik untuk tindakan yang lebih lanjut.

"Telemedisin dan tele-health monitoring tidak boleh menjadi modalitas tunggal yang diandalkan dalam pengambilan keputusan klinis penting," tutur Hermawan.

Baca juga: Hindari Stroke dengan Pola Makan Berikut

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Manfaat Latihan Burpee, Apa Saja?

1 hari lalu

Ilustrasi wanita push up. Freepik.com
Manfaat Latihan Burpee, Apa Saja?

Latihan burpee menggabungkan beberapa gerakan berbeda yang dilakukan berturut-turut, yaitu melompat, jongkok, posisi plank, dan push-up


14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

3 hari lalu

Mama Laurent (Dok. Trans TV)
14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

Mama Lauren kondang sebagai peramal, ia meninggal 14 tahun lalu. Apa ramalan terakhirnya?


Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

3 hari lalu

Legenda sepak bola Jerman Franz Beckenbauer berpose setelah dimasukkan ke dalam Hall of Fame, sebuah pameran permanen untuk menghormati legenda sepak bola Jerman di Museum Sepak Bola Jerman di Dortmund, Jerman, 1 April 2019. Beckenbauer kerap didera penyakit diantaranya parkinson, demensia dan sempat melakukan operasi jantung pada tahun 2016 dan 2017. Ina Fassbender/Pool via REUTERS/File Photo
Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif sejalan dengan proses penuaan sistem saraf di otak ketika zat dopamin mengalami penurunan.


7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

4 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

Hari hipertensi sedunia diperingati setiap 17 Mei


Ciptakan Sistem Deteksi Kardiovaskular, Peneliti Indonesia Sabet Penghargaan University of Manchester

4 hari lalu

Tim peneliti SmartHealth Indonesia juara Making a Difference Awards 2024 kategori outstanding benefit to society through research di University of Manchester, Inggris. Tim terdiri dari dari Gindo Tampubolon, Delvac Oceandy, dan Asri Maharani asal Fakultas Humaniora dan Fakultas Biologi, Kedokteran, dan Kesehatan. Foto : Youtube
Ciptakan Sistem Deteksi Kardiovaskular, Peneliti Indonesia Sabet Penghargaan University of Manchester

Peneliti dari Indonesia mengembangkan alat deteksi penyakit kardiovaskular. Cocok dipakai untuk tenaga medis di daerah pedesaan.


Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya

6 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya

Ada sejumlah mitos seputar serangan jantung saat berolahraga yang sebenarnya keliru. Dokter jantung menjelaskan faktanya.


Ciri Orang Berisiko Terkena Serangan Jantung, Sering Pingsan Hingga Nyeri Dada

6 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Ciri Orang Berisiko Terkena Serangan Jantung, Sering Pingsan Hingga Nyeri Dada

sejumlah ciri fisik yang perlu diwaspadai seseorang yang berisiko terkena serangan jantung mendadak saat beraktivitas berat seperti olahraga.


Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

6 hari lalu

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Ketut Subiyanto
Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

Sleep apnea adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang berhenti bernapas secara berkala saat mereka sedang tidur.


Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

7 hari lalu

Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock
Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

Penelitian menyebut penderita disfungsi ereksi lebih mungkin terkena penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke. Cek sebabnya.


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

8 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot