Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspada Bahaya Obesitas Anak: Kenali Ciri-cirinya Sejak Dini

image-gnews
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas adalah penyakit kompleks yang terjadi ketika berat badan seseorang lebih tinggi dari apa yang dianggap sehat untuk tinggi badannya. Obesitas anak maupun orang dewasa sama tidak bagus buat kesehatan secara umum. 

Banyak faktor yang dapat menyebabkan penambahan berat badan berlebih termasuk pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan rutinitas tidur. Penentu sosial dari kesehatan, genetika, dan penggunaan obat-obatan tertentu juga berperan.

Jika kegemukan terjadi pada masa balita kemungkinan besar kegemukan akan menetap sampai dewasa. Sebagian masyarakat masih mempunyai anggapan bahwa balita yang gemuk menandakan balita yang sehat dan bukan sebagai masalah yang perlu dilakukan tatalaksana. Obesitas adalah permasalahan umum pada anak-anak pada masa sekarang ini.

Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak, terutama aspek perkembangan psikososial. Anak obesitas berpotensi mengalami berbagai penyakit yang menyebabkan kematian antara lain penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, dan lain-lain. 

Seperti yang dilansir dari laman Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan, kegemukan pada masa anak-anak juga menimbulkan konsekuensi psikososial jangka pendek dan jangka panjang seperti penurunan kepercayaan diri, gangguan makan, dan kesehatan yang lebih rendah hubungannya dengan kualitas hidup. Kondisi kegemukan pada usia dini akan dibawa sampai dewasa, yang berdampak terhadap peningkatan risiko penyakit degeneratif. 

Penyebab obesitas yaitu pola makan,tingkat asupan gizi, tingkat aktivitas fisik yang dilakukan individu, serta kondisi sosial ekonomi bahkan beberapa penelitian menemukan hubungan insomnia atau kurang tidur sebagai faktor risiko kejadian obesitas.

Dampak yang terjadi jika balita mengalami obesitas antara lain yaitu cenderung dapat mengakibatkan terkena:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Diabetes Mellitus tipe II,
- Meningkatnya nilai kolesterol sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan dapat menyebabkan penyakit jantung,
- Nafas berhenti saat tidur (sleep apnea),
- Gangguan ortopedi,
- Penyakit asma dan hati 
- Anak dengan obesitas cenderung akan mengalami peningkatan tekanan darah sehingga berpengaruh pada denyut jantung, sekitar 20-30% anak dengan obesitas menderita hipertensi.

Hal sederhana yang dapat membantu kita untuk memastikan bahwa Anak Obesitas adalah dengan mengenali ciri-ciri menurut laman Kementerian Kesehatan sebagai berikut
- Wajah bulat, pipi tembem, dan bahu rangkap
- Leher relatif pendek
- Perut buncit
- Kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan
- Pada Anak laki-laki dada membusung dan payudara sedikit membesar, serta penis mengecil (tidak terlihat secara utuh karena tertutup oleh timbunan lemak)
- Pada Anak perempuan datangnya pubertas lebih dini yaitu usia kurang dari 9 tahun sudah mengalami menstruasi

Perubahan gaya hidup diperlukan untuk mengatasi obesitas anak secara efektif yang dilansir dari MedicineNet meliputi hal-hal berikut:

- Anjurkan pemberian ASI pada tahun pertama kehidupan. Penelitian secara kuat memperkuat bahwa anak-anak yang mendapat ASI memiliki risiko lebih rendah mengalami obesitas pada masa bayi, masa kanak-kanak, dan remaja.
- Merombak secara drastis program sarapan dan makan siang di sekolah untuk mendukung pilihan makanan yang menyehatkan jantung. Mendorong salad bar, melarang minuman manis, dan susu beraroma adalah pilihannya.
- Menjamin lingkungan lingkungan yang aman yang mendorong aktivitas bermain di luar.
Batasi komunikasi TV/komputer/jejaring sosial atau aktivitas lain yang mendorong perilaku menetap.
- Dorong program pendidikan jasmani yang kuat selama 60 menit setiap hari.
- Ubah ukuran porsi restoran. Penelitian telah berulang kali menunjukkan hubungan antara peningkatan obesitas anak dengan penerapan porsi besar di restoran cepat saji serta penggabungan pilihan makanan (misalnya, penawaran untuk hamburger, kentang goreng, dan soda).

CDC | KEMKES | MEDICINET
Pilihan editor: Waspada Dampak Obesitas pada Anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perlunya Sekolah Beri Edukasi Makanan Sehat Cegah Anak Obesitas

10 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Perlunya Sekolah Beri Edukasi Makanan Sehat Cegah Anak Obesitas

Ahli gizi mengimbau sekolah turut memberi edukasi makanan sehat untuk mencegah risiko anak obesitas.


Micin Sering Dianggap Penyebab Kebodohan, Ini Kata Dokter Gizi

17 hari lalu

Ilustrasi MSG. Shutterstock
Micin Sering Dianggap Penyebab Kebodohan, Ini Kata Dokter Gizi

Dokter spesialis gizi klinik Yohan Samudra menjelaskan manfaat micin bagi kesehatan.


Menonton TV Berlebihan di Usia 20an Tahun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kardiovaskular

23 hari lalu

Ilustrasi menonton televisi. Shutterstock.com
Menonton TV Berlebihan di Usia 20an Tahun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kardiovaskular

Menonton tv dalam waktu yang lama kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan, mulai dari gangguan tidur dan obesitas hingga masalah kesehatan mental


Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

33 hari lalu

Ilustrasi penelitian biologi molekular. Sumber: dokumen Lembaga Eijkman
Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

Riset mengindikasikan paparan zat kimia TCDF turut berkontribusi pada epidemi gangguan metabolik, seperti obesitas dan diabetes tipe 2.


3 Faktor Pemicu Penyakit Kanker, Berikut Jenis-jenis Pengobatannya

35 hari lalu

ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
3 Faktor Pemicu Penyakit Kanker, Berikut Jenis-jenis Pengobatannya

Berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai pemicu atau peningkat risiko penyakit kanker, mulai dari faktor genetik hingga gaya hidup


AMDK Galon Polikarbonat Tak Ada Kaitannya dengan Obesitas pada Anak

36 hari lalu

Ilustrasi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) galon Polikarbonat. Dok. Collegality
AMDK Galon Polikarbonat Tak Ada Kaitannya dengan Obesitas pada Anak

Ada dua hal utama penyebab obesitas pada anak yaitu asupan makanan yang berlebih dan kurangnya aktivitas fisik. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan air minum galon Polikarbonat.


Apa Itu Prediabetes? Memahami Risiko dan Strategi untuk Mencegah Diabetes Tipe 2

38 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Apa Itu Prediabetes? Memahami Risiko dan Strategi untuk Mencegah Diabetes Tipe 2

Salah satu kondisi yang semakin banyak dibicarakan adalah prediabetes. Apa kaitannya dengan diabetes tipe 2?


Risiko Obesitas Akibat Minuman Berpemanis, Ini Pesan Ahli Gizi

41 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Risiko Obesitas Akibat Minuman Berpemanis, Ini Pesan Ahli Gizi

Ahli gizi mengingatkan risiko obesitas akibat minum minuman berpemanis setiap hari secara terus-menerus.


Diet Tanpa Obat, Demi Ginjal Sehat

45 hari lalu

Foto kombinasi Dewi Rina dan Gilang Rahadian pada 2021 saat sebelum jalankan diet (kiri). dan setelah diet pada 2024. Dok. Pribadi
Diet Tanpa Obat, Demi Ginjal Sehat

Dewi Rina ceritakan perjalannya melakukan diet sehat tanpa obat. Ia berhasil menurunkan berat badan 18 kilogram dalam 2 tahun dengan atur pola makan.


Kim Jong Un Dilaporkan Cari Obat terkait Obesitas hingga Keluar Negeri

51 hari lalu

Kim Jong Un Dilaporkan Cari Obat terkait Obesitas hingga Keluar Negeri

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan mengalami kenaikan berat badan dan menderita masalah kesehatan terkait obesitas termasuk tekanan darah